Sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Batang kekurangan siswa.
- UMS Bakal Wisuda 140 Mahasiswa Pasca Sarjana, Salah Satunya Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto
- Walikota Semarang Dorong Para Guru Miliki Inovasi dalam Mengajar Pada Kurikulum Merdeka
- SDN Kroyolor Lestarikan Kebudayaan Jawa Melalui Karawitan
Baca Juga
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, Sabar Mulyono.
"Sejumlah sekolah masih kekurangan siswa karena pendaftar tidak memenuhi kuota," katanya di kantornya, Kamis (2/7).
Ia mencontohkan, daya tampung SMP N 3 Subah mencapai 74 siswa, tapi hanya terisi 34 siswa.
Lalu, SMP N 3 Tersono yang masih kekurangan 58 siswa dari daya tampung maksimal 128 kursi.
Tidak hanya, sejumlah sekolah yang tidak memenuhi memenuhi daya tampung antara lain SMPN 1 Reban, SMPN 2 Reban, SMPN 3 Reban.
Lalu, SMPN 1 Tersono, SMPN 2 Tersono, SMPN 3 Tersono, SMPN 2 Gringsing, SMPN 3 Gringsing, SMPN 4 Gringsing, SMPN 2 Subah, SMPN 2 Bawang, SMPN 3 Bawang, SMPN 2 Blado, SMPN 3 Blado, SMPN 2 Wonotunggal, SMPN 3 Wonotunggal dan sejumlah SMPN berkategori Satu Atap (Satap).
Sabar menjelaskan, penyebab kekurangan siswa yaitu karena input siswa rendah atau pendaftar kurang.
Kekurangan itu bakal mempengaruhi jumlah rombel atau kelas yang akan dibuka.
"Efeknya antara lain pemenuhan jam guru ASN bermasalah, dan dari segi pembiayaan juga berkurang karena dana BOS berdasarkan jumlah siswa," ucapnya.
Kepala SMP N 3 Subah, Suningsih mengakui jumlah siswa yang mendaftar masih separuh dari daya tampung.
Ia mengatakan, penyebab minimnya siswa karena letak sekolah yang di pinggiran dan minimnya Sekolah Dasar do sekitar.
"Lalu, masih banyak warga yang lebih memilih memasukkan anaknya ke pondok pesantren," ujarnya.
Minimnya jumlah siswa membuat Suningsih berencana meminta kebijakan pada Disdikbud membuka pendaftaran offline atau gelombang kedua.
- Rektor Prof Jamal Wiwoho Lantik 39 Pejabat di UNS
- Satpol PP Semarang Menilai PTM Berjalan Kondusif
- Pemkot Semarang Tidak Paksa Orang Tua Beli Seragam di Sekolah