Kemarau Panjang Berimbas Krisis Air Bersih di Solo Raya, Droping Air Bersih Terus Berlanjut

Droping air untuk warga terdampak kemarau panjang/dok.   humas PMI Solo
Droping air untuk warga terdampak kemarau panjang/dok.  humas PMI Solo

Pendistribusian air bersih masih terus dilakukan oleh tim tanggap bencana PMI Kota Surakarta. Di Kabupaten Sukoharjo, Sragen dan Kota Solo sendiri mengalami krisis air bersih. Baik untuk memasak, mandi, dan aktivitas lainnya.


Sejak 21 Agustus 2023 hingga awal September 2023 total jiwa penerima manfaat distribusi air bersih sebanyak 5.523 jiwa, 1.410 KK dan 29 tangki air bersih telah disalurkan.

Kepala Markas PMI Kota Surakarta Budi Purwanto, sampaikan sejak pertengahan bulan Agustus telah menyalurkan bantuan air bersih  sebanyak 40.000 liter perhari.

Pendistribusian Air Bersih yang dilakukan oleh Tim Tanggap Bencana PMI Kota Surakarta telah dilakukan beberapa desa di Sukoharjo, Sragen dan Kota Solo sendiri.  

Seluruh biaya pendistribusian air bersih ke daerah kekeringan ini merupakan hasil donasi dari seluruh masyarakat se-Solo Raya dengan total Rp. 17.200.000

"Seluruh hasil donasi tersebut akan kami salurkan dalam wujud air bersih bagi warga yang membutuhkan," jelasnya, Minggu (3/9).

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo Nico Agus Putranto mengatakan pihaknya telah memetakan dua kecamatan yang dinilai rawan krisis air bersih.

"Dua kecamatan itu adalah Kecamatan Banjarsari dan Jebres," terangnya. 

Antisipasi datangnya musim kemarau panjang juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Temasuk pihak-pihak yang memiliki tangki air. Mulai dari PMI hingga PDAM.  

"Di dua kecamatan itu yakni Banjarsari dan Jebres ada empat titik rawan. Kita siapkan personilnya," pungkasnya.