Kementan Ekspor Perdana Edamame Ke Belanda Dengan Sertifikat Elektronik

Ingin mempercepat proses guna mendorong ekspor, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian mencanangkan penggunaan sertifikat elektronik (e-cert).


Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melalui Kepala Barantan, Ali Jamil, mengatakan sejak diberlakukan di tahun 2015, penggunaan e-Cert baru dilakukan ke 3 negara yakni New Zealand, Australia dan Belanda. Kemudian, lanjut dia, pada tanggal 1 Juli 2019 kemarin ditambah dengan Vietnam yang bisa diterapkan di wilayah ASEAN.

Ali menegaskan selain melalui penggunaan e-Cert, akselerasi ekspor juga dilakukan dengan penggunaan aplikasi peta komoditas ekspor produk pertanian i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export).

Kata dia, pemerintah daerah diarahkan untuk menggunakan aplikasi ini agar dapat memetakan sentra dan jenis komoditas unggulan dan negara tujuan ekspor.

"Ini tentunya sesuai dengan instruksi Pak Presiden Jokowi kepada para menteri kabinetnya, termasuk Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendorong atau akselerasi ekspor komoditas pertanian," kata dia saat melepas ekspor perdana Edamame ke Belanda melalui e-Cert, di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, bersama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Rabu (3/7).

Lebih lanjut Ali Jamil mengatakan dalam kurun waktu 4,5 tahun terakhir sektor pertanian Indonesia mengalami perkembangan pesat.

Hal itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah ekspor komoditas pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Contohnya, nilai ekspor pertanian jauh meningkat dari 2013 lalu yang berada pada angka 33 juta ton.

"Nilai ekspor pertanian kita saat ini meningkat jadi 43 juta ton. Naik sekitar 10 juta ton dari sebelumnya," paparnya.

Selain itu, lanjutnya, angka inflasi di sektor pertanian juga mengalami penurunan drastis, yakni dari sekitar 10 an persen menjadi 1 persen lebih. Capaian itu menjadi angka inflasi terendah sepanjang sejarah.

Lebih jauh, diterangkan Barantan, Kementan hingga kini telah membangun kerjasama pertukaran sertifikat elektronik dengan negara-negara mitra dagang. Penggunaan ini dimaksudkan untuk komunikasi langsung antar otoritas sebelum kedatangan komoditi.

Disinggung mengenai Edamame, Ali menjelaskan Edamame yang diekspor perdana ini diproduksi oleh petani di Wonosobo, Temanggung dan Magelang.

"Volumenya sebanyak 40 ton dari total permintaan 480 ton dengan nilai ekonomi Rp. 13,2 milyar. Sebelumnya, Edamame asal provinsi Jawa Tengah ini telah diekspor ke negara Jepang, Lebanon, Amerika Serikat, India dan Singapore. Kini mendapat pasar baru ke Belanda," pungkasnya.