Kenaikan Harga Emas Diprediksi Bakal Picu Inflasi

Bank Indonesia memperkirakan kenaikan harga emas akan menjadi pemicu peningkatan laju inflasi di bulan September 2020.


Kepala Group Advisory dan Pengembangan Ekonomi Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Iss Savitri Hafid mengatakan,

seiring dengan tren peningkatan harga emas global akibat ketidakpastian pasar keuangan sehingga mendorong investor mengalihkan asetnya ke instrumen safe heaven, yaitu emas.

"Ke depan tekanan Inflasi bulanan Jawa Tengah diperkirakan akan melambat," ujarnya dalam siaran rilis, Selasa (15/9).

Menurut Iss, perlambatan laju inflasi diperkirakan masih bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Sementara risiko inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok barang dan jasa perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Faktor utama penahan laju inflasi kelompok barang dan jasa ini adalah komoditas bawang merah yang tengah memasuki musim panen.

Diperkirakan pada Bulan Juli hingga September merupakan puncak musim panen di Provinsi Jawa Tengah, sehingga pasokan diperkirakan akan meningkat," terangnya.

Lebih lanjut, kata Iss, komoditas lain yang diperkirakan akan menahan laju inflasi adalah daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan produksi yang kembali meningkat dan cenderung over supply ditengah keterbatasan daya beli masyarakat akibat pendapatan masyarakat yang menurun.

Sementara itu, faktor risiko yang berpotensi mendorong tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPD) akan terus melakukan empat kunci pengendalian inflasi yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif," katanya

Hal tersebut diharapkan dapat menjaga inflasi Jawa Tengah pada tahun 2020 tetap berada pada kisaran sasaran inflasi 3,0%±1%.