Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, menilai ada kekeliruan dalam pernyataan Satgas Covid-19 terkait penambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah.
- Angka Kematian Ibu Tidak Melebihi 12 Kasus di Tahun 2022
- Tunggu Juknis, Dewan Harap Vaksinasi Anak 6 - 11 Tahun Bisa Segera Dilakukan
- Pengguna Maxim di Semarang Terima Santunan Lebih dari Rp14 Juta
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, menilai ada kekeliruan dalam pernyataan Satgas Covid-19 terkait penambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah.
Yulianto mengatakan pada hari Minggu kemarin, Satgas Covid-19 menyebut penambahan kasus aktif Covid-19 Provinsi Jawa Tengah menjadi tertinggi sebesar 2.036 kasus.
"Padahal di hari yang sama, jumlah penambahan kasus di Jawa Tengah hanya 844. Itu mengagetkan kita semuanya," kata Yulianto di Semarang, Senin (30/11).
Yulianto menerangkan, pihaknya telah menelusuri kekeliruan tersebut. Menurutnya, rilis Satgas Covid-19 pusat terjadi dobel data hingga mencapai angka 2.036 kasus.
Bahkan, lanjut Yulianto, ditemukan sebanyak 519 data yang dobel dalam rilis oleh pemerintah pusat tersebut. Selain itu, pihaknya juga menemukan 75 daftar orang yang pada minggu sebelumnya sudah dirilis.
"Untuk temuan 519 yang dobel data itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Itu hari itu saja, ya saat rilis Jateng tambah 2.036,†jelasnya.
Bukan hanya itu, pihaknya juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November itu. Dari data itu, ternyata banyak data yang sebenarnya sudah diinput pada bulan Juni lalu.
"Jadi, dari jumlah penambahan kasus yang disebut Satgas Covid-19 sebanyak 2.036 itu, ternyata ada dobel data banyak. Selain itu, juga kasusnya sudah lama, bahkan sudah beberapa bulan yang lalu baru dirilis kemarin,†tegasnya.
Terkait persoalan perbedaan data tersebut, Yulianto mengatakan sudah berkali-kali koordinasi dengan Satgas Covid-19 Pusat. Tujuannya agar data yang ada bisa sinkron sehingga tidak membuat resah masyarakat.
"Kami terus komunikasi dengan pusat terkait perbaikan data ini. Kami meminta agar pusat mengambil saja data di website kami, karena itu sudah pasti benar. Ini saran yang kami sampaikan ke pusat, agar menjadi perhatian,†pungkasnya.
- PPKM Level 4 Segera Berakhir, Tingkat Kematian Salatiga Masih Tinggi
- Semen Gresik Fasilitasi Vaksinasi Booster untuk Karyawan
- Program Promosi Kesehatan di Tempat Kerja Harus Menjadi Prioritas