Meski Pemkot Salatiga akan menerapkan pembatasan operasional pasar tradisional hanya enam hari, Ketua DPRD Salatiga justru memiliki pemikiran sendiri.
- Tanggulangi Dampak Kekeringan, Warga Kamolan Blora Lakukan Pengeboran Sumber Mata Air
- Angka Kemiskinan Kota Semarang Naik Jadi 4,34 Persen Selama Pandemi Covid-19
- Andalkan "Muser Gunting", Sinoeng Paparan Strategi Penanganan Stunting Tim Juri Kemenkes
Baca Juga
Dance Ishak Palit mengusulkan, agar khusus pasar pagi Salatiga di Jalan Jenderal Sudirman (Jensud) Salatiga diberlakukan pembatasan volume.
Tak tanggung-tanggung, politisi PDIP ini meminta Pemkot Salatiga membuat skenario satu kali kegiatan jam operasional pasar pagi Salatiga hanya diisi 30 persen dari daya tampung yang ada selama ini yakni mencapai 800-an pedagang dan pembeli.
"Saya minta daya tampung baik pedangan atau pun konsumen pasar pagi agar bisa dikurangi lagi. Dari awalnya 50 persen karena pandemi Covid-19, adanya PPKM Mikro ini supaya dikurangi lagi menjadi 30 persen," kata Dance Ishak Palit, Kamis (17/6) petang.
Sehingga, dalam satu kali kegiatan mulai dini hari hingga pukul 07.00 WIB hanya terisi 30 persen saja. Mulai dari pedagang dan pembeli.
Pembatasan volume pasar tradisional di pasar pagi, juga harus diimbangi dengan sistem shift.
Sehingga aktivitas transaksi di Pasar tradisional terbesar di Salatiga itu tidak dibatasi melainkan volumenya dikurangi mengingat, Pasar Pagi Salatiga menjadi kunci utama suplay kepada kebutuhan rumah tangga, warung makan hingga resto dan hotel.
"Maksudnya, hari ini jumlah sekian, hari ini gantian yang kelompok lainnya dengan jumlah yang sama yakni 30 persen. Jadi tidak 50 persen lagi tapi dikurangi menjadi 30 persen," paparnya.
Dengan pembatasan daya tampung 30 persen saja, kegiatan pasar pagi Salatiga dapat semakin leluasa karena jalan utama pun masih bisa digunakan.
Ia pun beranggapan, jika pasar pagi Salatiga ditutup total perekonomian akan terganggu. Karena di satu sisi, Pemda tidak mampu menyediakan kebutuhan masyarakat ketika pusat-pusat perdagangan dan perekonomian di tutup total.
"Dari pada warga kita keluar dengan resiko tertular lebih besar meski kita menyadari Salatiga menampung warga pendatang yang berdomisili di kawasan dengan zona merah terlebih dahulu daripada Salatiga, tapi skenario ini mungkin salah satu langkah efektif menekan angka kasus Covid-19 di Salatiga," pungkasnya. [sth]
- Warga Pemalang Manfaatkan Bansos Sembako untuk Modal Jualan Nasi Uduk
- Aksi Bela Palestina 3 Banjarnegara, Ratusan Warga Turun ke Jalan Serukan Kedamaian Di Palestina
- Kejagung Sumbang Sembako untuk Warga Terdampak Banjir di Jateng