- Tradisi Pawai Obor 10 Muharam Jadi Agenda Rutin Pemuda Luweng Lor Purworejo
- Seni Barongan, Tampilan Wisata Hiburan Warisan Leluhur Demak
- Sambut Imlek 2575, Klenteng Sam Poo Kong Promo Tiket Masuk
Baca Juga
Alunan syahdu Kidung Rumekso Ing Wengi yang sarat makna berkumandang di Pendopo Satya Bhakti Praja Kabupaten Demak pada Rabu (14/5).
Kidung tersebut dibawakan oleh Prateknyo, utusan Kasepuhan Kadilangu dalam kegiatan Pisowanan Balasan yang menjadi bagian dari tradisi menjelang Grebeg Besar.
Suasana khidmat segera menyelimuti seluruh hadirin saat lantunan kidung peninggalan Kanjeng Sunan Kalijaga ini mulai dialunkan.
Prateknyo, dengan suara yang mantap namun penuh penghayatan, berhasil membawa para hadirin termasuk Bupati Demak dan jajaran pemerintahan ke dalam dimensi spiritual yang mendalam.
"Kidung yang saya lantunkan ini memiliki makna tentang doa penjaga di kala malam. Di setiap penggal liriknya, terkandung potongan-potongan penggalan ayat suci Al-Qur'an dari surah Al-Falaq dan An-Nas," jelas Prateknyo usai penampilannya yang memukau.
Lebih lanjut, Prateknyo menerangkan bahwa setiap bait dalam kidung tersebut berisikan doa tolak bala untuk dijauhkan dari hal-hal buruk dan dilancarkan dalam kebaikan.
"Tujuan dilantunkannya kidung ini dalam prosesi Pisowanan Balasan adalah agar membawa keberkahan, kelancaran, serta keberhasilan dalam kelangsungan prosesi Grebeg Besar nanti," tambahnya.
Kidung Rumekso Ing Wengi sendiri merupakan warisan Kanjeng Sunan Kalijaga yang telah berusia ratusan tahun namun tetap dilestarikan hingga kini.
Kehadirannya dalam Pisowanan Balasan bukan sekadar prosesi adat, melainkan juga sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai spiritual yang diwariskan oleh salah satu Wali Songo tersebut.
Hadirin tampak tertegun dan terhanyut saat Prateknyo melantunkan penggalan kidung yang berbunyi "Ono Kidung Rumekso Ing Wengi" yang berarti "Ada doa Penjaga Malam".
Bupati Demak, Eisti'anah yang hadir bersama Wakil Bupati serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menyampaikan apresiasinya terhadap pelestarian tradisi ini.
"Kidung ini merupakan warisan budaya yang tak ternilai. Pemerintah Kabupaten Demak berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian nilai-nilai luhur yang diwariskan Kanjeng Sunan Kalijaga sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya masyarakat Demak," ungkap Bupati Eisti'anah.
- Warisan Leluhur, Prosesi Sakral Minyak Jamas Hanya Terjadi Setahun Sekali
- Pisowanan Balasan Ahli Waris Sunan Kalijaga Perkuat Harmonisasi dengan Pemkab Demak
- ‘Kulo Nuwun’ Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga Hidup Kembali