Kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan
Perikanan Prof. Sjarief Widjaja menyampaikan bahwa hingga kini Indonesia
memiliki potensi sumber daya kelautan sebesar 80 persen untuk industri
dan cadangan minyak bumi 9,1 miliar barel di laut.
- SIG Perkenalkan Layanan Desain dan Pengerjaan Interior di Platform Digital SobatBangun
- Naik KA Perintis Batara Kresna, Solo-Wonogiri Cuma 60 Menit
- Bank Bjb Beri Hadiah Menarik untuk Transfer Valas
Baca Juga
Dia mengatakan, Indonesia juga dikenal sebagai Marine Mega Biodiversity terbesar di dunia karena 5500 spesies ikan (37 persen dari spesies ikan dunia), 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang.
"Potensi perikanan Indonesia meningkat seiring dengan kegiatan pemberantasan kapal asing pencuri ikan yang terus dilakukan. Pada 2013, potensi sumber daya perikanan tangkap laut sekitar 6,5 juta ton dan pada tahun 2017 naik menjadi 12,54 juta ton. Ini merupakan salah satu dampak positif dari perginya kapal-kapal asing itu dan memberikan kesempatan bagi ikan untuk kembali regenerasi," paparnya saat memberikan kuliah umum bertajuk 'Konektivitas Maritim dan ASEAN' di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Senin (12/11).
Prof. Sjarief menjelaskan, konektivitas adalah faktor kunci penting untuk mempercepat integrasi ekonomi antara negara-negara anggota ASEAN. Salah satu capaian kerja sama ASEAN dalam bidang maritim adalah dibuatnya Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) tahun 2010 dan diaplikasikan pada 2016 sampai 2025 berupa pembangunan infrastruktur dan fasilitas maritim.
"Oleh karena itu, perlu mensinergikan infrastruktur regional dengan membuat perencanaan antara negara-negara anggota ASEAN," katanya.
Prof. Sjarief menegaskan bahwa dari 47 pelabuhan yang akan dikembangkan untuk konektivitas ASEAN di Asia Tenggara, sebanyak 14 pelabuhan terletak di Indonesia. Ini berarti sebanyak 29,7 persen dari berbagai pelabuhan yang tergabung dalam skema pelabuhan konektivitas untuk kawasan ASEAN terdapat di Indonesia sehingga harus ditingkatkan kesiapan dan daya saing dari berbagai pelabuhan tersebut. Dari 14 pelabuhan antara lain Pelabuhan Belawan, Dumai, Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak.
Lanjut Prof. Sjarief, pihaknya juga mendorong kearifan lokal dalam mengelola potensi perikanan di Indonesia. Sebagai contoh, pemerintah daerah di Bali membuat perda mengenai ikan-ikan yang dilindungi, sedangkan di Jawa Tengah dan Lampung Timur dibuat perda mengenai rajungan.
"Selain itu, KKP juga mendorong mahasiswa LSPR untuk mau menjadi wirausaha-wirausaha di bidang perikanan guna mendorong pemanfaatan potensi perikanan Indonesia," imbuhnya. Demikian dikutip dari Kantor Berita Politik
- Sediakan Bus Listrik, KIT Batang : Pekerja dan Masyarakat Bisa Naik
- Berkonsep Milenial, Pemdes Pesantren Batang Dirikan Kafe Kopi di Terasering Sawah
- Shopee Ajak Pelaku UMKM Maju Ke Pasar Global