Kopi Indonesia Dipromosikan Di Korea Utara

KBRI Pyongyang mengadakan promosi Kopi Indonesia yang dilaksanakan pada Jumat (19/2) di Aula Pancasila, KBRI Pyongyang.


KBRI Pyongyang mengadakan promosi Kopi Indonesia yang dilaksanakan pada Jumat (19/2) di Aula Pancasila, KBRI Pyongyang.

Ini adalah promosi kopi pertama di Korea Utara dan dihadiri oleh tamu kehormatan seperti Duta Besar India, Kuba, Laos, Palestina, RRT, Rusia, Suriah, dan Viet Nam.
Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara), Berlian Napitupulu menyampaikan rasa terima kasihnya atas kehadoran para tamu dan mempresentasikan sendiri kopi-kopi Indonesia.

"Terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Yang Mulia para Duta Besar pada acara Coffee Morning yang sederhana ini. Acara ini adalah tindak lanjut dari pembicaraan kami dengan beberapa teman Duta Besar tentang kopi Indonesia. Sebenarnya kami merencanakan untuk mengundang Barista profesional untuk menyajikan kopi Indonesia kepada para Duta Besar, masyarakat asing dan masyarakat setempat. Namun karena lockdown dan tidak adanya akses masuk ke RRDK, maka kami gunakan kesempatan ini untuk mempresentasikan kopi asli Indonesia mumpung para Duta Besar masih berada di Pyongyang," ujar Berlian, dikutip dari Kantor Berita RMOL.

Berlian menjelaskan sejarah, daerah penghasil kopi, keunikan rasa, kapasitas produksi, ekspor dan posisi produksi kopi Indonesia di dunia.

Kopi Indonesia sangat beragam, kata Berlian. Setiap daerah memiliki rasa dan aroma kopi berbeda yang menjadikan kopi Indonesia unik dan menarik bagi para pecinta kopi dunia.

"Sebagai contoh, Kopi Sumatera memiliki rasa yang kuat dengan cita rasa coklat dan tembakau. Kopi Jawa memiliki rasa yang pekat dan tahan lama sementara Kopi Sulawesi memiliki rasa yang manis dengan cita rasa rempah-rempah," kata Berlian.

Sejarah kopi di Indonesia telah dimulai pada 1699 ketika perusahaan Belanda Verininging Ogst-Indische Companij (VOC) membudidayakan kopi di sekitar Batavia, yang  kemudian meluas ke berbagai wilayah di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Indonesia merupakan negara pertama di luar negara-negara Arab dan Ethiopia yang membudidayakan kopi, bahkan VOC sempat menguasai perdagangan kopi dunia pada tahun 1725-1780.

"Pada tahun 2019 Indonesia merupakan negara ke-4 terbesar penghasil kopi di dunia setelah Brazil, Viet Nam dan Kolombia dengan total 761.100 ton. Pasar terbesar kopi Indonesia antara lain: Amerika Serikat, Italia, Malaysia dan Mesir. Namun ironisnya dari segi pendapatan, Indonesia hanya diurutan ke-9 jauh di bawah negara-negara bukan penanam kopi seperti Swiss, Italia, Jerman, bahkan Belgia," ungkap Berlian.

Dijelaskannya bahwa saat ini KBRI Pyongyang  memiliki 18 koleksi produk kopi Indonesia dari berbagai daerah dan merek. Sebagian produk kopi tersebut didapatkan di pasar setempat sebagai hasil dari market survei yang dilakukan KBRI sejak tiba di Pyongyang pada 2019.

"Sebagian lagi adalah koleksi pribadi yang kami bawa dari Indonesia tahun lalu. Kopi yang kami sajikan adalah kopi luwak koleksi pribadi yang merupakan campuran kopi jenis Arabica dan Robusta,†ujar Berlian sebelum mulai penyajian kopi kepada para tamu.

Selain kopi, KBRI juga menyajikan kudapan khas Indonesia yaitu kue lapis legit dan kue kacang.