Tawuran anak-anak remaja atau gangster jadi masalah baru meresahkan masyarakat Kota Semarang. Meski pelaku berhasil tertangkap polisi sudah puluhan bahkan ratusan, tetapi nyatanya masyarakat masih sangat khawatir ancaman gangster 'kriminalitas baru' ini terutama bila malam hari.
- Rusak Rumah Warga, Polres Blora Amankan 8 Pelaku Perusakan
- Dikejar Warga Saat Kepergok Kasak-Kusuk Di TPU Bergota
- Diduga Salahgunakan Dana Desa, Kades Sendangmulyo Sluke Ditahan Kejari Rembang
Baca Juga
Di mata ahli kriminalitas atau kriminolog, munculnya gangster tentu dapat dilihat sebagai gambaran buruknya pergaulan remaja.
Kriminolog Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Semarang, Bambang Joyo Supeno menilai kriminalitas pelakunya anak jelas menunjukkan pendidikan dan perhatian orang tua kurang, sehingga anak-anak remaja jadi liar seolah-olah hidup bebas.
"Kita sayangkan. Munculnya gangster memperlihatkan kesenjangan dunia pendidikan serta kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya. Anak-anak remaja seharusnya butuh perhatian lebih. Usia mereka itu rawan terjerumus pergaulan bebas karena masa-masa anak tumbuh dewasa justru sifat dan perilakunya akan berubah ekspresif. Jika tidak ada kontrol bisa salah pergaulan dan merugikan," jelas Bambang, Kamis (09/05).
Merubah perilaku anak-anak remaja sulit dan tidak mudah, Bambang menjelaskan. Secara emosional mereka di usia belasan dan labil. Sehingga mereka mudah terpancing ikut-ikutan teman-temannya. Anak-anak remaja harus mendapatkan pengawasan lebih dari orang tua.
Perlu diperhatikan paling penting pergaulan anak-anak di lingkungan sekolah atau di luar bersama teman-temannya. Seorang anak remaja ikut bergabung gangster semacam itu biasanya dipengaruhi ajakan teman sepermainan mereka.
Tanggung jawab itu juga menjadi tugas pihak sekolah, sebut Bambang, dalam hal memberikan pengawasan siswa-siswinya. Bila perlu waktu luang anak dibuat terbatas, aktivitas pendidikan di sekolah atau non akademik mesti ditambah agar anak-anak remaja tidak nakal dan salah pergaulan.
"Harus melibatkan campur tangan orang tua dan sekolah. Aktivitas anak di usia remaja jika perlu ditambah agar sibuk, waktu belajar dipadatkan ada kegiatan ekstrakurikuler. Nah, pola pikir anak-anak remaja diharapkan dapat berkembang sendiri menjauhi pergaulan bebas dan kenakalan, jadi dialihkan ke hal-hal positif," sebut Bambang.
Pemberitaan RMOLJawaTengah selama bulan Mei 2024 tentang gangster dapat dibaca di bawah ini:
Regenerasi Gangster Merajalela Di Semarang, Polisi: Sering Muncul Kelompok Baru
Gangster Semarangan Serang Pengendara Motor, Seorang Warga Demak Alami Luka Bacok
Perkelahian Gangster Nyaris Meletus Di Semarang, Polisi Amankan Puluhan Remaja
- Potensi Besar Belum Maksimal, DPRD Jateng Saran Terus Kuatkan Pertanian Kepada Pemprov
- Premanisme Dan Negara Bayangan: Spasialitas Kekuasaan Menantang Struktur Konstitusional
- Bupati Rembang Harno Ajukan Lima Proyek Kepada Pemprov Jateng