Lawang Sewu, Kantor Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda Makin Molek dan Menarik Wisatawan

Gedung Lawang Sewu. Gedung eks perusahaan. Kereta api Hindia Belanda tersebut kini menjadi ikon menarik bagi wisatawan di Semarang. Istimewa
Gedung Lawang Sewu. Gedung eks perusahaan. Kereta api Hindia Belanda tersebut kini menjadi ikon menarik bagi wisatawan di Semarang. Istimewa

Suatu ketika di tahun 80-an, seorang perempuan tua menaiki bus kota DAMRI dari arah barat kota Semarang (dari Karangayu), rute Johar. 

Begitu bus hampir memasuki bundaran Tugumuda, perempuan tua tersebut berujar kepada kondektur. "Mas, saya turun di NIS," ujarnya.

Sang kondektur pun kebingungan dan ketika bus memasuki ujung jalan Pemuda, bus tetap melaju tidak berhenti. 

Si perempuan tua pun berkata lebih keras. "Lo mas, saya sudah bilang turun disini, kok tetap jalan," katanya lagi. 

Barulah dia menerangkan kepada si kondektur, kalau NIS yang dimaksud adalah gedung Lawang Sewu. 

Ya, Lawang Sewu adalah gedung peninggalan pemerintah Kolonial Belanda, bangunan monumental yang menjadi ikon di pusat kota Semarang, selain Tugumuda. 

Pada masa dibangun dan diresmikan tahun 1907, gedung ini memang diperuntukkan operasional kantor perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, Netherlands Indische Spoormatscapij (NIS). 

Pada masa pendudukan Jepang, gedung NIS difungsikan oleh tentara pendudukan Jepang sebagai markas mereka.

Pada konflik pertempuran lima hari di Semarang, gedung ini dipergunakan oleh tentara ajeoanh untuk menawan para pemuda Semarang yanh memberontak. banyak pemuda pejuang kemerdekaan Rsi dibunuh disini. 

Pada masa kemerdekaan, keberadaannya tetap terjaga dan sempat menjadi kantor Ajendam VII/Diponegoro hingga sekitar tahun 1980-an.

Namun kepemilikan gedung ini merupakan aset milik PT Kereta Api Indonesia sampai sekarang. 

Nama Lawang Sewu bukan berarti pintunya seribu buah, mamun merujuk kepada sebutan pintunya yang sangat banyak. 

Dalam terminologi percakapan Jawa, Sewu sering dipakai untuk menyebut sesuatu yang jumlahnya banyak. 

Maka jumlah pintu yang banyak pada gedung eks NIS ini, kemudian disebut sebagai Lawang Sewu (Pintunya sangat banyak). 

Kini Lawang Sewu menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Kota Semarang. 

Perawatan yang memasak dengan cat yang selalu diperbarui, serta lampu penerang yang cukup dan taman di halaman yang mengitarinya, membuatawang Sewu cantik dan menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. 

Kesan angker pun semakin terkikis karena selalu ramai dan banyak dikunjungi wisatawan. Terlebih setelah ruang bawah tanah ditutup bagi pengunjung, maka petualangan seram di bawah tanah tidak lagi ada, dan membuat citraawang Sewu semakin menarik tanpa kesan horor. 

Data yang dihimpun dari PT KAI dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkot Semarang, rata-rats jumlah pengunjung di Lawang Sewu pada tahun 2023 lalu mencapai 1.800 orang per hari. 

Adapun selama dua pekan masa liburan akhir tahun lalu, jumlahnya rata-rata mencapai lebih dari 6.000 orang per hari.