Lembaga Keuangan di Salatiga Harus Pro Aktif Jemput Bola ke Sekolah

Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi meminta agar Lembaga Keuangan di Salatiga menambah sarana mobilitas yang pro terhadap keberminatan pelajar menabung.


"Sarana mobilitas menambung bagi pelajar arus ditambah yakni dengan memakai sepeda motor maupun mobil untuk mendatangi sekolah," kata Sinoeng usai melaunching Gerakan Salatiga Menabung (GSM), di Halaman Sekolah SMP 10 Kota Salatiga, Kamis (20/07).

Kegiatan ini juga dibalut Peningkatan Literasi Keuangan Bagi Pelajar Tahun 2023.

Dikatakannya, lembaga keuangan yang ada di Kota Salatiga harus pro aktif untuk datang dan jemput bola kepada para siswa-siswi dari masing-masing sekolah di Kota Salatiga.

Karena gerakan Salatiga Menabung, diyakini menjadi sangat penting khususnya untuk anak-anak pelajar.

"Sehingga para pelajar akan terbiasa untuk menyisihkan uang dan menabung dari uang jajan mereka di sekolah," ungkap.

Hal ini, lanjut dia, akan mendorong keberminatan mereka untuk menabung di Bank sebagai salah satu konkulsi gerakan menabung.

Pemkot Salatiga sendiri melaunching  Gerakan Menabung.

"Tetapi gerakan Salatiga Menabung ini harus terus kita refresh, kita ingatkan karena harus menjadi habit sejak anak-anak pelajar," terang dia.

Harapannya bukan sekedar mengajak anak untuk gemar menabung, tetapi meningkatkan pelayanan dengan jemput bola.

Menurutnya kebermanfaatannya sangat penting dan akan berimbas pada kegemaraan anak untuk menabung.

"Dengan hal ini kita akan membuat usulan dan bantuan agar anak itu tidak harus datang ke ATM, atau ke Bank. Namun mereka bisa terlayani dengan baik ketika ada di sekolah," ujarnya.

Selain itu, Sinoeng juga mengharapkan agar informasi atau pengetahuan tentang Bank bisa tersampaikan kepada anak-anak dengan cara mendatangani Bank tersebut untuk melihat bagaimana prosesnya berjalan.

"Bank Salatiga maupun Bank Jateng bisa juga melakukan sebuah praktek-praktek simulasi menabung di Perbankan. Kalau perlu nanti diajak kunjungan ke Bank tersebut. Bagaimana dia harus antri, mengambil no antrian kemudian datang ke teller. Karena dalam hal ini tidak memerlukan penjelasan soal definisi namun anak bisa melihat prakteknya. Inilah sebenarnya konsep merdeka belajar, nantinya anak bisa memahami dan akan mengenang dan diingat sampai kelak mereka dewasa," harapnya.