Lima mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan inovasi dengan membuat adsorben berasal dari limbah agronomi berupa sekam padi diolah menjadi biochar.
- Kolaborasi SMKN 1 Blado - PT Duta Cemerlang Motors, Integrasikan Teknologi Hino dalam Kurikulum
- Pemkot Pekalongan Dorong Implementasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Dalam Kolaborasi Guru Dan Orang Tua
- IPK Tinggi Bukan Jaminan, Skill dan Pengalaman Menentukan
Baca Juga
Mereka adalah Agung Budiyono Wongso, Bagus Nugroho, Fira Nadiatul Faizah, Rina Safriani, dan Novalia dari jurusan Kimia Bahan ini merupakan antibiotika diyakini dapat mengobati infeksi saluran pernafasan.
Agung Budiono Wongso mengungkapkan, salah satu antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernafasan, pneumonia, dan beberapa gejala timbul akibat infeksi Covid-19 adalah ciprofloxacin.
“Hasil penelitian terhadap kandungan beberapa antibiotik dalam air limbah yang dilakukan pasca pandemi menunjukan bahwa ciprofloxacin memiliki intensitas yang tinggi,” kata Agung Budiyono Wongso, Kamis (14/9).
Dengan dibimbing Prof. Uyi Sulaeman, S.Si., M.Si, Ph.D, tim Unsoed tersebut selanjutnya mengubah biochar tersebut dimodifikasi menggunakan Nanoscale Zero Valent Iron dan Graphene Nanosheet yang dapat mendekomposisi obat-obatan.
“Penggunaan sekam padi sebagai adsorben merupakan ide yang sangat menjanjikan karena selain harganya yang ekonomis, sekam padi juga memiliki kemampuan yang sangat baik sebagai adsorben dalam penanganan limbah,” jelas Agung.
Agung mengatakan, peningkatan penggunaan antibiotik tanpa diimbangi dengan pengolahan limbah tepat dapat memberikan dampak sangat buruk bagi manusia maupun ekosistem.
Limbah antibiotik masuk ke dalam badan air akan menimbulkan pencemaran pada air mengakibatkan adanya emerging kontaminan dengan dampak berupa timbulnya penyakit.
Oleh karena itu, kadar limbah ciprofloxacin perlu didegradasi menggunakan adsorben yang efektif untuk menghindari pencemaran lingkungan.
Indonesia, lanjut Agung, merupakan negara agraris dengan salah satu komoditas terbesar yaitu padi.
Konsumsi beras tinggi menuntut produksi padi besar pula di Indonesia. Melalui hal tersebut, kami memanfaatkannya kulit padi (sekam padi) sebagai bahan dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini.
“Kami memanfaatkan sekam padi untuk diolah menjadi biochar yang dapat dimanfaat sebagai adsorben sekaligus pendegradasi limbah organik maupun anorganik sehingga dapat memfiltrasi perairan. Zero Valent Iron dimodifikasi dengan biochar dan Graphene berskala nano dapat dipadukan untuk mendegradasi limbah antibiotik,” jelasnya.
- Duet dengan Pj Wali Kota, Mahasiswa PKL di Salatiga Terima Rejeki Nomplok
- Hadiri Dies Natalis Ke-65 Undip, Menko Polhukam: Jaga Demokrasi Berjalan Sehat
- Menjelajahi Ilmu dan Budaya: UKSW dan Czech University of Life Sciences Prague Gelar Summer School Training Course