Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu kembali meraih penghargaan tingkat nasional. Kali ini perhargaan Dharma Karya Kencana dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berhasil diraih. Penghargaan diserahkan langsung oleh Kepala BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo kepada Wali Kota Semarang di Hotel Grand Candi, Semarang, Kamis (3/8) malam.
- Inpres Terbit: Pemkab Karanganyar Tetap Prioritaskan Jalan Rusak Dan Pengentasan Kemiskinan
- Pj Wali Kota Salatiga: Tidak Pakai Sampling Balita
- Jelang Libur Nataru, Dinporapar Purbalingga Cek Persiapan Destinasi Wisata
Baca Juga
Hasto mengatakan pemberian penghargaan kepada Wali Kota Semarang karena dinilai mampu menggerakkan program pembangunan dibidang keluarga dengan menggerakkan organisasi kemasyarakatan. Ia mengatakan jika Wali Kota Semarang juga merupakan Dewan Pakar Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
"Bu Wali Kota menggerakkan program, juga melibatkan organisasi massa, dalam hal ini Muslimat NU," ucap Hasto.
Hasto menerangkan jika sebagai kepala daerah, ia melihat Wali Kota Semarang bisa menokohi ormas-ormas yang ada di wilayah dalam hal gotong royong pembangunan di bidang keluarga.
"Sekali lagi, peran perempuan, ada Muslimat NU, ada PKK, sangat besar. Kebetulan, wali kotanya perempuan," tuturnya.
Ia bahkan optimis jika Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bisa menuntaskan kasus stunting. Pasalnya hingga saat ini penurunannya cukup drastis, yakni dari 20 persen menjadi 10,9 persen.
"Kemarin sama sekarang lebih gencar sekarang, apalagi bikin Daycare Rumah Pelita. Rumah Pelita kan tidak hanya mengurus raga saja, tapi jiwanya juga diurus. Stunting kan sebabnya ada tiga, yaitu makanan, kesehatan, dan pola asuh,” katanya.
Ia menjelaskan biasanya aspek yang banyak disentuh adakah makanan dan kesehatan, sedangkan pola asuh belum banyak di akomodir. Namun dalam Daycare Rumah Pelita semua diakomodir sehingga menjadi contoh praktis bagaimana perhatian dalam pembangunan nonmaterial.
Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu mewakili masyarakat Kota Semarang menyampaikan rasa terima kasih kepada BKKBN atas penghargaan tersebut.
"Saya mengapresiasi karena sebenarnya mewakili masyarakat Kota Semarang. Tentunya, kami berharap stunting juga semakin rendah," kata Ita, sapaan akrabnya.
Dalam penyelesaian masalah stunting, lanjut Ita, perlu komitmen dan peran para Camat untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai organiasi perangkat daerah (OPD). Saat ini kasus stunting yang ada di Kota Semarang tinggal 1.200 an kasus anak stunting dan 800 an ibu hamil yang mengalami anemia sehingga memang perlu mendapatkan pendampingan dan intervensi pada masing-masing wilayah.
"Karena sebagai pemangku wilayah adalah camat, di bawahnya kemudian lurah. Mereka yang lebih tahu, lebih paham. Nanti dikolaborasikan dengan Dinkes agar 'zero stunting'," tandasnya.
- HKGS Jadi Isu Seksi Di Pilkada, Bagian Kesra Pemkab Kudus Bantah Lakukan Pendataan
- BNN, Magelang Serta Purworejo: Komitmen Perangi Peredaran Dan Ancaman Narkoba
- Bupati Blora Minta OPD Kerja Cepat dan Tepat