Melihat Shanghai Sebagai Jendela Dunia

T Hari Prihatono. Istimewa
T Hari Prihatono. Istimewa

Shanghai adalah kota yang terletak di garis pantai Tiongkok di selatan estuari (perairan semi tertutup) Sungai Yangtze dan dilalui aliran Sungai Huangpu. Shanghai merupakan salah satu dari empat munisipalitas (kota praja) yang berada di bawah administrasi langsung pemerintah pusat, dan dibagi menjadi 16 distrik setingkat county (wilayah). Saat ini Shanghai merupakan daerah perkotaan terpadat di Tiongkok dengan populasi sekitar 25 jutaan jiwa.

Shanghai secara bertahap berkembang menjadi kota pelabuhan yang sibuk sejak jaman pemerintahan Dinasti Song (960-1279). Hingga sebelum abad ke-19 Shanghai bukanlah kota yang besar bila dibandingkan dengan kota-kota besar di Tiongkok kala itu. Sampai tahun 1927 Shanghai berada di bawah pemerintahan Provinsi Jiangsu dengan ibu kotanya Nanjing. Baru pada tahun 1927 Shanghai menjadi kota administrasi spesial dan statusnya menjadi sama seperti provinsi-provinsi lain di Tiongkok.

Sejak statusnya berubah menjadi kota administrasi spesial tahun 1927 Shanghai berkembang menjadi pusat keuangan terbesar di Asia Timur. Karena perkembangannya yang begitu pesat dan posisinya yang begitu strategis, maka pada bulam Mei tahun 1930 statusnya ditingkatkan menjadi kotamadya.

Shanghai adalah pemerintahan provinsi level kota (seperti Jakarta-red.) yang mengelola dua wilayah semenjung dan pulau-pulau di sekitarnya. Kota ini berbatasan dengan Zhejiang di selatan, Jiangsu di utara dan barat, serta Laut Tiongkok Selatan di timur. Dan titik paling utaranya adalah Pulau Chongming.

Shanghai pernah jatuh ke tangan Jepang pada tahun 1937-1945. Namun pasca kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Shanghai kembali ke pangkuan kekuasaan Tiongkok dan perekonomian Shanghai pulih kembali. Hingga kemudian pada 27 Mei 1949 Shanghai dikuasasi Partai Komunis Tiongkok.

Perekonomian Shanghai

Shanghai adalah salah satu pusat utama dunia untuk keuangan, ekonomi dan bisnis, sains dan teknologi, penelitian, budaya, manufaktur, transportasi, dan pariwisata. Posisi kota Shanghai yang strategis di mulut Sungai Yangtze menjadikannya lokasi yang ideal untuk perdagangan dengan dunia Barat. Pelabuhan Shanghai adalah pelabuhan peti kemas tersibuk di dunia menyusul pelabuhan di Singapura dan Rotterdam, Belanda.

Shanghai tumbuh pesat pada abad ke-19 berkat perdagangan domestik dan internasional serta didukung lokasi pelabuhannya yang strategis. Perubahan besar pada kota ini terjadi ketika reformasi ekonomi yang diprakarsai oleh pemimpin tertinggi Partai Komunis Tiongkok Deng Xiaoping selama tahun 1980-an menghasilkan pembangunan kembali dan revitalisasi kota yang intensif pada tahun 1990-an, khususnya kawasan baru Pudong, yang membantu dalam pengembalian keuangan dan investasi asing. Sejak itu Shanghai muncul kembali sebagai pusat perdagangan dan keuangan internasional.

Pada tahun 1990, Deng Xiaoping menetapkan Shanghai sebagai Kepala Naga Reformasi Ekonomi Tiongkok. Bursa Efek Shanghai yang merupakan bursa saham terbesar di Asia-Pasifik berkembang begitu luar biasa dan menjadikan Shanghai sebagai salah satu dari 10 kota besar teratas di dunia. Sehingga pada tahun 2024 Shanghai menjadi rumah bagi 13 perusahaan Fortune Global 500, dan berada di peringkat ke-3 pada Indeks Pusat Keuangan Global, setelah New York dan London.

Shanghai juga merupakan pusat industri dan teknologi Tiongkok dan global, serta rumah bagi ekosistem perusahaan rintisan besar. Enam industri terbesar di Shanghai mencakup ritel, keuangan, teknologi informasi, real estate, manufaktur mesin, dan manufaktur otomotif. Kota ini menduduki peringkat ke-2 di dunia sebagai pusat fintech setelah New York.

Pada tahun 2019 Shanghai merupakan zona perdagangan bebas terbesar ke dua di Tiongkok daratan. Zona perdagangan ini mengintegrasikan empat zona berikat yang ada, yakni: Area Pelabuhan Perdagangan Bebas Yangshan, Zona Perdagangan Bebas Komprehensif Bandara Pudong, Zona Perdagangan Bebas Waigaoqiao, dan Taman Logistik Perdagangan Bebas Waigaoqiao.

Perkembangan perdagangan dan ekonomi Shanghai juga ditopang oleh transportasi udara yang memadai. Shanghai adalah salah satu pusat transportasi udara terbesar di Asia. Kota ini memiliki dua bandara komersial, yakni Bandar Udara Internasional Pudong, dan Bandar Udara Internasional Hongqiao.

Shanghai memainkan peran penting dalam manufaktur domestik dan industri berat Tiongkok. Beberapa zona industri yang ada merupakan tulang punggung sektor sekunder Shanghai. Zona industri itu mencakup: zona pengembangan ekonomi dan teknologi, Minhang; zona pengembangan teknologi tinggi Shanghai, Caohejing; zona pengembangan ekonomi dan teknologi Shanghai, Hongqiao; dan zona pemrosesan ekonomi ekspor, Jinqiao.

Shanghai juga merupakan kota baja bagi Tiongkok. Industri pengolahan baja terbesar di Tiongkok, Baosteel Group, berada di Shanghai. Selain itu ada juga Jiangnan Shipyard, salah satu perusahaan pembuat kapal tertua di Tingkok; dan Hudong Zhonghua Shipbuilding Group, perusahaan galangan pembuatan kapal terbesar di Tiongkok; serta SAIC Motor, perusahaan otomotif terbesar di Tiongkok yang berkongsi dengan General Motors (AS) dan Volkswagen (Jerman).

Keindahan dan Kenyamanan Kota Shanghai

Shanghai merupakan rumah bagi banyak bangunan dengan arsitektur khas dan bahkan eksentrik, termasuk Museum Shanghai, Pusat Seni Oriental, Menara Oriental Pearl, dan Teater Besar Shanghai. Di kota tua Shanghai juga masih bisa dijumpai beberapa arsitektur dengan desain tradisional, seperti Taman Yu, taman yang bergaya Jiangnan yang rumit.

Puncak konstruksi pembangunan Shanghai terjadi di era tahun 1920-an hingga 1930-an. Oleh karena itu Shanghai merupakan kota yang memiliki bangunan Art Deco terbanyak di dunia. Beberapa bangunan Art Deco yang terkenal, seperti Teater Besar Paramount, Broadway Mansions, Capitol Theatre, Park Hotel, Peace Hotel, dan Metropole Hotel.

Selain Art Deco, beberapa bangunan di Shanghai memiliki arsitektur Stalinis. Bangunan-bangunan ini didirikan antara tahun 1949-1960-an, yakni saat mulai berdirinya Republik Rakyat Tiongkok hingga perpecahan Tiongkok dengan Uni Soviet. Salah satu bangunan di Shanghai dengan arsitektur Stalinis adalah Gedung Pusat Pameran Shanghai.

Selain itu, di Shanghai, khusunya di Lujiazui, terdapat beberapa gedung pencakar langit, seperti: Menara Jin Mau (421 m), Menara Oriental Pearl (468 m), Pusat Keuangan Dunia Shanghai (492 m), Menara Shanghai (632 m). Beberapa yang lain berada di luar kawasan Lujiazui, seperti Shanghai Wheelock Square di Jing’an, Shimao International Plaza di Huangpu, dan White Magnolia Plaza di Hongkou.

Jalan-jalan di Shanghai juga menjadi nyaman karena banyak bisa ditemui taman kota yang menjadikan udara lebih segar dan tatanan yang apik. Beberapa taman yang sangat terkenal dan mudah dijumpai, di antaranya: Taman Rakyat, Lapangan Rakyat, Taman Hutan Nasional Dongping, Taman Abadi, Taman Changfeng, Taman Yu, Taman Lu Xun, Taman Zhongshan, Taman Huangpu, Taman Guyi (di distrik Jiading), dan Tanah Oriental (di distrik Qingpu).

Keindahan kota Shanghai bisa dinikmati secara nyaman dan aman oleh para pelancong, baik domestik maupun internasional, dengan sangat mudah dan simpel. Shanghai memiliki empat stasiun kereta api yang terhubung ke jaringan metro dan berfungsi sebagai penghubung jaringan kereta api Tiongkok. Selain itu, Shanghai juga memiliki empat jalur kereta berkecepatan tinggi (HSR, high-speed rail), serta empat jalur kereta api komuter.

Metro Shanghai menggabungkan jalur kereta bawah tanah dan kereta ringan yang menjangkau setiap distrik pusat kota maupun berbagai distrik pinggiran kota sekitarnya. Selain Metro Shanghai, transportasi umum lain yang akan memudahkan pergerakan orang adalah jaringan trem. Ada Trem Zhangjiang sebagai sistem trem beroda karet translohr moderen yang beroperasi di wilayah Zhangjiang, Shanghai Timur. Ada juga Trem Songjiang, sistem trem beroda baja yang beroperasi di distrik Songjiang.

Shanghai juga memiliki jaringan bus yang dioperasikan oleh banyak perusahaan, termasuk jaringan bus troli tertua di dunia yang masih beroperasi dengan 1.575 jalur. Shanghai juga memiliki tiga jaringan bus raya terpadu dengan ditopang jaringan jalan bebas hambatan yang melewati dan atau berakhir di Shanghai. 

Kota Budaya Dunia

Shanghai bukan saja sebagai pusat perekonomian Tiongkok namun juga sebagai salah satu pusat budaya dunia. Sejumlah bangunan di kota ini menampilkan beberapa gaya arsitektur seperti Art Deco dan Shikumen. Kota ini juga terkenal dengan cakrawala Lujiazui, museum, dan sejumlah bangunan bersejarah, termasuk Kuil Dewa Kota, Taman Yu, Paviliun Tiongkok, dan bangunan di sepanjang The Bund. Dari The Bund ini kita juga dapat melihat Menara Oriental Pearl.

Salah satu elemen budaya yang khas adalah perumahan shikumen (pintu penyimpan batu), yakni rumah dua atau tiga lantai yang dibangun menggunakan bata abu-abu dengan halaman depan dilindungi oleh pintu kayu berat dalam lengkungan batu. Rumah-rumah ini mirip dengan rumah teras atau rumah kota bergaya barat, tapi dibedakan oleh dinding bata yang tinggi dan berat serta lengkungan di depan setiap rumah. Setiap tempat tinggal terhubung dan diatur dalam gang-gang lurus yang dikenal sebagai longtang.

Sejak tahun 2013 kurasi budaya di Shanghai mengalami pertumbuhan secara signifikan. Beberapa museum baru dibuka di kota ini yang bertujuan menjadikan Shanghai sebagai kota global yang unggul. Sejumlah museum dapat dijumpai di kota ini, seperti: Situs Konggres Nasional Pertama Partai Komunis Tiongkok, Museum Seni Tiongkok, Rumah Memorial Song Ching Ling di Shanghai, Madame Tussauds Shanghai, Museum Sanghai, Museum Sejarah Alam Shanghai, Museum Sains dan Teknologi Shanghai, Museum Seni Shanghai, Museum Seni Kontemporer Shanghai, Museum Metro Shanghai, Museum Kantor Pos Shanghai, Museum Maritim C.Y. Tung, hingga Museum Pengungsi Yahudi Shanghai.

Dari Shanghai Melihat Indonesia

Selain dikenal sebagai pusat perekonomian Tiongkok dan salah satu pusat perekonomian terbesar di dunia, Shanghai juga terkenal dengan kuliner dan budaya kosmopolitannya. Kota ini terdaftar sebagai salah satu kota dengan gedung pencakar langit terbanyak di dunia.

Layanan transportasi di Shanghai merupakan salah satu hal yang membuat nyaman para pendatang. Metro Shanghai yang pertama kali dibuka tahun 1993, merupakan jaringan metro terbesar di dunia berdasarkan panjang rute. Selain layanan Metro Shanghai, berbagai transportasi umum lain juga tersedia dengan fasilitas yang sangat nyaman dan aman dengan seluruh jaringan transpotasi yang terkoneksi satu dengan yang lain.

Dari celah jendela Shanghai kita bisa belajar bagaimana mengelola kota-kota di Indonesia menjadi lebih cantik dengan tetap mengedepankan nilai dan budaya lokal yang ditata secara apik. Kebijakan otonomi daerah yang telah diundangkan sejak tahun 1999 bisa menjadi celah jendela guna dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah dan masyarakat Indonesia untuk mengubah daerahnya lebih berkembang dan maju.

Kebijakan otonomi daerah ini pada dasarnya merupakan transfer prinsip-prinsip demokrasi dalam pengelolaan pemerintahan maupun budaya politik yang diharapkan mampu menjadi stimulus perubahan bagi percepatan pembanguan yang merata dan berkeadilan. Dibutuhkan mesin birokrasi dengan semangat dan mentalitas revolusioner, bukan birokrasi yang bekerja biasa-biasa saja (business as usual).

Melalui prinsip demokrasi, penyelenggaraan pemerintahan di daerah diharapkan akan lebih akuntabel dan profesional karena melibatkan peran serta masyarakat secara luas baik dalam menentukan pemimpin melalui pemilihan kepala daerah maupun pelaksanaan program pemerintah di daerah.