Hubungan multilateral di ASEAN dengan China memantik sejumlah dampak, salah satunya banyaknya pintu bagi tenaga kerja asing (TKA) untuk masuk ke Indonesia.
- 45 Persen Pemilih Kemungkinan Berubah Pilihan Capres-Cawapres
- Tak Ada Gugatan Pilwalkot Pekalongan 2024 ke MK
- Ratusan Aktivis Bakal Gelar Rapat Akbar Bersatu Di Tugu Proklamasi
Baca Juga
Pengamat politik Universitas Padjadjaran Idil Akbar mengungkapkan temuan Ombudsman terkait dua pesawat yang setiap harinya membawa TKA masuk ke Indonesia bukan yang kali pertama.
Meski begitu, kata Idil, yang menjadi tidak menguntungkan adalah dalam hal ini pemerintah mengabaikan TKA Ilegal hingga bisa lolos masuk bebas ke Indonesia berulang kali.
"Yang menjadi kontraprodufuktif adalah dalam hal ini mengabaikan kejadian itu. Pemerintah memberikan alasan-alasan yang teknis ketimbang substantif, terhadap masuknya tenaga kerja China itu," ujarnya kepada redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (25/4).
Menurut Idil, pemerintah hanya perlu jujur bahwa TKA China memang ada dan masuk ke Indonesia, tanpa mengindahkan masa depan pekerja Indonesia.
"Saya kira yang paling penting itu, pemerintah jujur saja bawa pekerja China itu ada memang ada masuk, bekerja dimana, dalam sektor apa, dan berapa bayaran yang diberikan. Nah bagaimana masa depan pekerja Indonesi pun dijamin. Jadi tidak kemudian ini semakin membesar, kemudian pemerintah juga tidak mau ambil pusing dengn itu," paparnya.
Kemudian, lanjut Idil, dari awal hingga akhir, mulai masuk sampai akan kembali ke negara asal, perlu diawasi ketat.
"Harus mendapatkan kepastian yang jelas kedatangan untuk apa dan siapa yang bertanggung jawab, jadi bagi saya, pekerja asing China harus diatur sedemikian rupa agar tidak menjadi persoalan di masa depan," tutupnya.
- Dana Kampanye Pilkada Blora Dibatasi Rp 16,1 Miliar
- Ganjar Pranowo akan Bentuk Zaken Kabinet Jika Terpilih
- FPII Tolak Usulan Polri Di Bawah Kemendagri