Mendengarkan Masa Depan Dengan Melindunginya Dari Kekerasan

Logo United Nations Children's Fund (Unicef). Dokumentasi
Logo United Nations Children's Fund (Unicef). Dokumentasi

“Bagaimana lingkungan dapat diciptakan lebih aman bagi anak agar dapat menjadi tempat untuk mengaktualisasikan kemampuan dan mereka bisa bermain dengan bahagia,” harapan Astrid Gonzaga Dionisio, Staf Unicef Child Protection Specialist, Jakarta, Minggu (24/11).

Masih dengan semangat Listening To The Future, yang menjadi tema peringatan Hari Anak Sedunia yang baru saja dicanangkan UNICEF, Astrid menyampaikan perlunya ditingkatkan peran serta negara dan seluruh lapisan masyarakat terutama orangtua untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.

“Peran Keluarga dan lingkungan yang melindungi anak dari kemungkinan kekerasan yang mungkin bisa terjadi,” tambah Astrid.  

Sementara, hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak Dan Remaja (SNPHR) 2024 yg dibeberkan oleh Nahar, SH.,Msi., Deputi Perlindungan Khusus Anak, (KEMENPPPA) Kementrian  Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, bahwa meski secara angka jumlah kasus kekerasan cenderung menurun tetapi kualitas kejahatan meningkat.

Sebagai bahan perbandingan, pada tahun 2022 tercatat 4.683 kasus menurun menjadi 3.877 kasus anak ditahun 2023. Kasus tersebut terdiri dari kasus kekerasan yang didominasi kekerasan seksual dan pemenuhan hak anak, yakni hak pengasuhan, pedidikan dan pertemuan dengan orangtua.

Sementara, Catatan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuandan Anak (SIMFONI-PPA), terhitung dari Januari hingga pertengahan 2024 menyebutkan jumlah korban kekerasan anak mencapai 15.267 anak. Kekerasan yang dialami anak meliputi kekerasan fisik, psikis, eksploitasi, trafficking hingga penelantaran.

Tidak cukup negara yang telah berupaya berkontribusi dengan berbagai regulasi tentang perlindungan anak dan perempuan . “Sangat penting peran serta seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan membahagiakan bagi anak agar mereka dapat menjadi chief agent of good behavior bagi lingkungan,” jelas Astrid.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Pelindungan Anak