Pusat Kota Banda Aceh tiba-tiba hening saat suara sirine dibunyikan. Semua kendaraan yang sedang melintas di jalan raya berhenti sejenak. Suasana haru menyeruak bahkan banyak warga tak sanggup menahan air matanya saat hadir di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Kamis (26/12).
Suasana makin haru ketika Delisa, salah seorang anak perempuan yang hanyut dan kemudian selamat dalam gulungan gelombang tsunami 2004 lalu, berkisah.
Karena bencana tersebut, Delisa harus kehilangan satu kakinya. Sebuah film berjudul ‘Hafalan Shalat Delisa’ merupakan memoar kisah hidup Delisa, sebuah inspirasi untuk menyemangati korban tsunami.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal ZA menyebutkan, peringatan 20 tahun gempa dan tsunami tahun ini mengambil tema ‘Beranjak dari Masa Lalu dan Menuju Masa Depan Aceh Bersyariat’.
“Peringatan ini diadakan untuk mengenang dan memberi dukungan kepada keluarga korban bencana tsunami Aceh pada 2004,” ujar Safrizal.
Lebih lanjut, Safrizal menjelaskan bahwa peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana alam dan mengingatkan pentingnya peringatan dini melalui kesiapan diri dan keluarga.
“Acara ini harus menjadi pengingat untuk menghargai setiap upaya rekonstruksi dan pemulihan yang telah dilakukan setelah tsunami,” tambah Safrizal.
Akhirnya, Safrizal berharap masyarakat dapat mengambil hikmah dari bencana Aceh untuk memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta dan meningkatkan rasa solidaritas dengan sesama manusia.
Peringatan 20 tahun pasca-bencana gempa dan tsunami Aceh ditutup siraman Rohani yang disampaikan oleh Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym.
- Gempa Pacitan Tidak Berpengaruh Terhadap Perjalanan KA di Daop 6 Yogyakarta
- Masyarakat Pesisir Selatan Purworejo Siaga Tsunami
- Pulang Belajar Agama di Aceh Besar, Warga Aceh Utara Ini Ngaku Imam Mahdi