PT. Evergen Resources Industri bioteknologi berbasis mikroalga yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila Farid Moeloek di desa Mororejo kecamatan Kaliwungu, Kamis(25/7).
- Pemkot Semarang Lebarkan Jalan Veteran Hingga Tiga Meter
- Muktamar 48 Miliki Potensi Tinggi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi
- Lapak PKL Depan RSUD Wongsonegoro Dibongkar Satpol PP
Baca Juga
Dia mengatakan, PT Evergen Resources akan ikut berkontribusi kepada pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bahan baku sediaan farmasi.
Bahkan, saat ini investasi industri farmasi sangat menarik dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Industri farmasi di Indonesia terus mengalami perkembangan dan menjadi usaha yang menarik. Lihat saja salah satunya Evergen ini, dengan didukung teknologi akan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar," katanya.
Perkembangan industri farmasi yang yang makin menarik ini diperkuat dengan adanya Permenkes Nomor 17 Tahun 2017.
Permenkes itu dalam rangka mendorong pengembangan industri bahan baku sediaan farmasi di Indonesia dan sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Kesehatan.
Permenkes juga mengatur tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan yang merupakan acuan bagi pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan industri.
Dia menambahkan, PT Evergen Resources dapat memenuhi kebutuhan bahan baku natural astaxanthin bagi industri farmasi, industri kosmetika dan industri makanan di Indonesia.
"Selama ini industri bioteknologi berbasis mikroalga dikuasai oleh perusahaan perusahaan di luar negri, seperti Amerika Serikat, Israel, Jepang dan beberapa negara Eropa. Jadi sudah saatnya Indonesia memiliki industri bioteknologi berbasis mikroalga yang menghasilkan produk produk inovatif and kompetitif yang dapat dibanggakan," tambahnya.
PT. Evergen Resources merupakan perusahaan berbasis bioteknologi yang mengembangkan budidaya mikroalga dengan produk pertamanya adalah bahan aktif antioksidan Astaxanthin dengan merek AstaLuxe.
Produk ini akan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor ke berbagai negara.
CEO PT ER. Siswanto Harjanto, mengatakan, PT ER adalah perusahaan inovatif.
Sesuai namanya, Evergen yang merupakan singkatan dari Forever Generate (terus menghasilkan).
Haematococcus pluvialis (penghasil astaxanthin) bukanlah satu-satunya jenis mikroalga yang akan dikembangkan.
Ngga cuma satu mikroalga saja tapi kami juga akan ada berbagai jenis mikroalga lain yang akan dikembangkan di masa mendatang. Butuh waktu lima tahun untuk melakukan pengembangan ini," katanya.
Dia menambahkan, banyak tantangan yang dihadapi pada setiap tahap pembudidayaan mikroalga ini. Mulai dari skala laboratorium, skala percobaan yang lebih besar (scale up), sampai pada skala komersial.
Tahap pertama ini, per bulan ditargetkan bisa menghasilkan 500 kilogram astaxanthinyang akan dijual ke perusahaan kosmetik dan farmasi.
"Untuk produksi saat kita lakukan satu tahap dan kita punya fasilitas 1 hektar. Kita bisa jual 500 kilogram sebulan yang akan dijual ke Amerika, Jepang dan Korea. Bahan baku sekarang sudah ngga beli karena kita produce sendiri dari pembibitan disini," tambahnya.
Terkait adanya industri bioteknologi mikroalga pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, Bupati Kendal, Mirna Anissa, mengatakan sangat senang dan berterima kasih kepada investor yang telah mempercayai kabupaten Kendal.
"Saya senang dan mengucapkan terima kasih karena makin banyak perusahaan besar yang mau berinvestasi di Kendal. Semoga saja perusahaan ini bisa menyerap tenaga kerja dari Kendal, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran," pungkasnya.
- Cegah Rob dan Abrasi, Polres Batang Tanam 60 Ribu Mangrove Sepanjang Pesisir
- Terlambat 7 Persen, Bupati Batang Marahi Kontraktor Islamic Center
- Operasi Ketupat Candi 2025: Polresta Surakarta Siapkan Pengamanan