RMOLJateng. Program Semarang menuju Kota Layak Anak dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan membuat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) terus menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Semarang.
- FKUB Kota Magelang Komitmen Ikut Jaga Kondusivitas Masyarakat
- Pentas Wayang 34 Jam Non Stop, Dibuka Andika-Hendi
- Meriahnya Halal Bi Halal Keturunan Arab Di Tegal, Pak Muh Yang Viral Ikut Hadir
Baca Juga
Program Semarang menuju Kota Layak Anak dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan membuat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) terus menekan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Semarang.
Saat ini, angka kekerasan pada perempuan dan anak mengalami penurunan.
Menurut data dari DP3A Kota Semarang, angka kekerasan pada anak di tahun 2021 turun menjadi 71 kasus dibanding tahun 2019 sebanyak 93 kasus.
Sedangkan angka kasus kekerasan pada perempuan menurun, yakni 164 kasus pada tahun 2021, dibandingkan 2019 yakni 226 kasus.
"Pada akhir 201, angka kasus kekerasan di Kota Semarang yang dihimpun DP3A ada 226 kasus. Namun Alhamdulillah di akhir 2020 kemarin menurun jadi 164 kasus," kata Kepala Dinas Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Semarang, M. Khadik, Rabu (24/3).
Khadik mengatakan, meski angka menurun namun angka tersebut masih terbilang cukup tinggi. Pihaknya berupaya angka kasus kekerasan menjadi zero (nol).
"Permasalahan terkait perempuan dan anak semakin hari semakin meningkat, salah satunya masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak meskipun terjadi mengalami penurunan pada tahun 2020 dibanding tahun 2019," tutur Khadik.
Menurut Khadik, berbagai kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dibawah kepemimpinan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dinilai sangat luar biasa. Banyak kebijakan dari Pemkot Semarang untuk menyejahterakan warga, mulai dari sekolah gratis, bukan hanya Negeri tapi juga menjangkau sekolah swasta dengan harapan tidak ada alasan bahwa anak-anak tidak bersekolah.
"Ini menjadi perhatian kita, terkait upaya pemenuhan hak anak agar tumbuh kembang dan nantinya menjadi SDM yang kompetitif di era globalisasi. Tentunya anak-anak kita bisa diberi kesempatan dan akses untuk mengembangkan diri," bebernya.
Tidak hanya itu, akses dibidang kesehatan juga sangat luar biasa, bahkan Pemkot Semarang memperhatikan warganya dari dalam kandungan hingga lahir, tumbuh, remaja dan bersekolah, bekerja, hingga tua dan meninggal dunia diberikan kemudahan pemakaman bahkan sampai santunan kematian. [sth]
- Gedung Bersejarah di Kota Lama Semarang Roboh, Ini Tanggapan Pemkot Semarang
- Xodiac, Anggun C Sasmi Hingga Waldjinah, Tampil Memukau Dalam Persembahan dari Solo
- Fadli Zon: Indonesia Harus Menulis Ulang Sejarah Sebagai Negara Dengan Peradaban Tertua Di Dunia