Miring Akibat Abrasi dan Longsor, Jalan Penghubung Grobogan-Sragen Dapatkan Penaganan BPBD Grobogan

BPBD Grobogan bersama warga tangani jalan longsor di Bangsri Geyer Grobogan. Dok Istimewa
BPBD Grobogan bersama warga tangani jalan longsor di Bangsri Geyer Grobogan. Dok Istimewa

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Jawa Tengah melakukan penanganan darurat jalan alternatif di Dusun Madoh Desa Bangsri Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.


Kondisi jalan sudah miring 30 derajat akibat adanya longsor dan abrasi karena luapan air sungai. Longsor yang terjadi menyebabkan tanah sepanjang 28 meter amblas. 

Agar tak terjadi kerusakan berlebih, BPBD Grobogan melakukan penanganan dengan melibatkan partisipasi warga setempat. 

Kabid Rehabilitasi Dan Konstruksi BPBD Grobogan, Bondan Pujanarko mengatakan penanganan dilakukan saat ini adalah pemasangan bronjong sepanjang 8 meter.

"Sementara ini kami lakukan penanganan darurat di lokasi terparah. Sisanya kita dorong untuk mengajukan bantuan dengan skema yang sama," ujar Bondan. 

Dia menjelaskan, selain pemasangan bronjong, BPBD Grobogan melakukan pembersihan sampah yang menghambat laju aliran sungai dengan alat berat. Pepohonan yang tumbuh di sekitar sungai juga dipotong. 

"Rencananya longsoran itu akan dipasang  bronjong diisi batu cadas dan dipasang pancang dari kayu jati," ujarnya. 

Ia menuturkan, sarana dan prasarana penanganan longsoran seperti batu, kawat bronjong dan eskavator merupakan hasil  kolaborasi unsur pentahelik dan pengusaha. 

Sementara untuk tenaga pelaksana dilakukan oleh warga dengan menerapkan inovasi program 'pasti pas" yakni partisipatif penanganan fisik pasca bencana. 

"Ini merupakan inovasi yang melibatkan masyarakat, Pemkab Grobogan, dan dunia usaha, bersama menangani longsoran di jalan Dusun Madoh Kecamatan Geyer," ungkapnya, Kamis (17/10) siang. 

Ia berharap kegiatan itu menjadi contoh desa-desa lain agar melibatkan warga dalam penanganan pasca bencana.

"Harapannya setelah ini pemerintah menyediakan program bantuan sarana dan prasarana untuk kebencanaan dengan konsep pelibatan warga dan unsur pentahelik," pintanya.

Kadus Madoh Teguh Dwiyantoko mengungkapkan meski jalan di Dusun Madoh jalur alternatif, namun merupakan akses vital yang digunakan warga dan anak sekolah menuju Kabupaten Sragen. 

"Mayoritas anak-anak bersekolah di Sragen. Truk-truk besar yang memuat hasil panen juga melintasi jalan ini," katanya.

Ia bersyukur pengajuan ke BPBD Grobogan dapat terealisasi, meski perbaikan belum dapat dilakukan sepenuhnya, setidaknya lokasi yang mengkhawatirkan warga teratasi. 

"Kami ucapkan terima kasih kepada BPBD Grobogan yang peduli dengan desa kami," ucapnya.