Museum Glagah Wangi Perlu Perhatian Khusus untuk Sedot Wisatawan

Peserta seminar mengunjungi Museum Glagah Wangi Demak.
Peserta seminar mengunjungi Museum Glagah Wangi Demak.

Ratusan benda bernilai sejarah  tampaknya masih banyak tersimpan secara pribadi oleh masyarakat Kab Demak alih - alih ditempatkan di Museum Glagah Wangi Demak. 

Hal itu disampaikan oleh Sarono, S.Pd., M.T., Subkor Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Demak, saat mendampingi peserta sarasehan museum, Selasa (30/8/23).

Ia menyebutkan bahwa selama benda - benda bernilai sejarah tersebut dirawat dengan baik oleh pemiliknya, maka pihak museum hanya akan mendatanya saja, dikarenakan kurang tersedianya tempat di museum yang berdekatan  dengan Dinas Pariwisata tersebut.

"Masih banyak benda - benda bersejarah yang masih berada ditempat pemiliknya. Jadi asal dirawat dengan baik kami persilakan untuk dirawat," ucap Sarono.

Ia menyebutkan,  koleksi di Musium Glagah Wangi bisa dijadikan sebagai laboratorium pembelajaran, karena memiliki koleksi yang masih terjaga baik, seperti serpihan piring, pipisan, media perekat membuat candi serta saringan air yang dibuat dijaman lampau.

"Saat ini museum sendiri memiliki berbagai kegiatan sebagai upaya pelestarian budaya, yakni dengan pameran museum keliling, merawat buku, hingga mengajak pengunjung membuat candi buatan," ucap Sarono.

Sementara itu, Bidadari Untari, salah satu peserta sarasehan yang turut ikut mengunjungi Museum Glagah Wangi mengaku, dirinya baru pertama kali datang ke Museum Glagah Wangi serta memberikan masukan untuk diperbanyak koleksi.

"Koleksi belum banyak dan penataan juga belum estetik. Perlu lebih banyak sosialisasi ke sekolah - sekolah, agar generasi muda tahu lebih banyak tentang benda bersejarah yang ada di Demak," ucap Untari.

Kunjungan wisatawan ke Museum Glagah Wangi sangat sedikit sehingga diperlukan dukungan dari segala pihak agar museum dapat diminati masyarakat dan menyedot perhatian wisatawan.