- Rontoknya Empat Rafale India: Urgensi Strategis Indonesia Dalam Pertahanan Udara
- Merancang Bersama Materi Press Release Untuk Media Mesir
- Langkah Sunyi Diplomasi Indonesia Di Panggung Perdamaian Dunia
Baca Juga
Tulisan ini dimuat sebagai rangkaian tulisan dari naskah lengkap, yang kelak akan diterbitkan menjadi buku.
Pembersihan ranjau di zona penyangga antara Mesir dan Israel bukan pekerjaan satu-dua hari. Ini adalah operasi panjang, sistematis, dan penuh ketegangan yang berlangsung berbulan-bulan. Setiap hari, para teknisi dari Polandia datang dengan tekad baja, disambut matahari yang memanggang dan pasir yang tak pernah ramah.
Kami - pasukan Garuda VIII - tidak hanya mengamankan lokasi, tetapi juga membangun komunikasi dan koordinasi lintas kontingen. Inggris, Finlandia, Ghana, dan negara-negara lain ikut bersiaga di sektor masing-masing. Kami saling berbagi informasi, memberi dukungan moril, bahkan kadang bertukar air minum atau makanan ringan sebagai bentuk solidaritas di tengah kerasnya gurun.
Tulisan Sudadi sebelumnya dapat dibaca pada tautan berikut:
Merancang Bersama Materi Press Release Untuk Media Mesir
Ada satu sore yang saya ingat. Matahari mulai condong ke barat, tapi suhu masih menyengat. Kami bersandar di balik kendaraan lapis baja sambil mengawasi pergerakan tim Polandia yang masih sibuk menelusuri jalur pembersihan. Tiba-tiba, salah satu teknisi mengangkat tangan, memberi isyarat bahwa mereka berhasil menonaktifkan ranjau jenis anti-kendaraan. Sorak kecil terdengar, diikuti tepuk tangan spontan dari beberapa prajurit. Suatu kemenangan kecil - tapi sangat berarti di medan yang penuh ancaman.
Namun, tak semua hari membawa kabar baik. Selain insiden ledakan yang menyebabkan dua prajurit terluka, ada juga momen-momen nyaris celaka. Pernah satu alat deteksi tiba-tiba mati saat digunakan. Prosedur dihentikan seketika, semua orang diminta mundur. Hanya teknisi paling senior yang melangkah ke depan untuk memeriksa. Hening sekali saat itu, seperti menunggu dentuman yang tak kunjung datang.
Untunglah, tak ada ledakan hari itu. Tapi pelajaran kami terima: di medan ini, tak ada ruang untuk ceroboh. Keselamatan bukan hanya soal keberanian, tapi juga soal disiplin dan kerja sama.
Menjelang akhir masa tugas, sektor yang kami amankan perlahan dinyatakan bersih. Zona buffer mulai bisa dilewati kendaraan logistik. Rambu-rambu kuning berganti cat putih—tanda bahwa jalur itu kini aman untuk dilintasi.
Ketika akhirnya kami meninggalkan sektor ranjau, rasa lega bercampur haru. Ada kebanggaan, ada juga rasa hormat pada tanah gurun yang telah menyimpan begitu banyak cerita - tentang keberanian, ketegangan, kehilangan, dan ketulusan.
Kami datang sebagai penjaga perdamaian. Dan kami pulang dengan pemahaman yang lebih dalam: bahwa perdamaian bukan hadiah, melainkan hasil dari kerja keras, pengorbanan, dan keberanian banyak bangsa. (Bersambung)
*) Sudadi, Staf Khusus DPP LVRI, Veteran Kontingen Perdamaian Garuda VIII 1978
- Kunjungan Kerja Dan Silaturahmi Kapolres Boyolali: Bantuan Sosial Bagi Lansia Desa Mojo
- Kehadiran Bang Sopian Dalam Pilkada Ulang Adalah Pangkal Kemenangan Bagi Masyarakat Pangkalpinang
- Berhadiah Rp150 Juta, Lomba Merpati Kolong Diikuti Ribuan Peserta Di Batang