Nggowes Bareng Napak Tilas Perjuangan Heroik Rakyat Semarang

Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/5 Semarang bersama komunitas sepeda onthel 'Nggowes Bareng Napak Tilas Perjuangan Heroik Rakyat Semarang', Minggu (10/10).


Kegiatan bersepeda ini digelar secara terbatas dan mengedepankan protokol kesehatan disebabkan masih dalam suasana Pandemi Covid-19 di level 1 untuk wilayah Kota Semarang.

Beberapa anggota komunitas sepeda jadul antara lain dari SOC (Sepeda Ontel Club), Kujang Sepeda Ontel, SOPAN (Sepeda Ontel Apa Anane) serta GAC (Gowes Alimdo Club) mengawali start dari Markas Denpom IV/5 Semarang langsung meluncur ke Museum Mandala Bhakti. Museum ini merupakan gedung bekas Markas Polisi Istimewa dan menyusuri rute jembatan Banjir Kanal Barat melewati LP Bulu berbelok ke arah Jalan Dr Soetomo kemudian ke Jalan Veteran Gergaji dan berakhir di TMP Giri Tunggal Semarang.

Di TMP Giri Tunggal para ontelis melakukan doa bersama dan tabur bunga mendoakan arwah para pahlawan. Diantara makam pahlawan yang diziarahi antara lain dr Kariyadi, AIP M Bono (Polisi Istimewa), R Bisoro dan Mgr Soegijapranata (pahlawan nasional). Ziarah dipimpin oleh Dandenpom IV/5 Semarang Letkol CPM Okto Femula SH MSi MHan dengan diawali penghormatan dilanjutkan tabur bunga.

"Kami ingin mengajak warga Kota Semarang, khususnya para ontelis tetap bersemangat. Meski kini belum bebas dari Covid-19, kita harus optimis bisa bebas darinya. Tentu dengan tetap mengandalkan semangat dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dianjutkan pemerintah. berkaitan dengan HUT TNI, kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman yang melonggarkan waktu untuk memeriahkannya dengan menyelenggarakan gowes bareng. Tentu ini didasari rasa kangen satu sama lain, namun kami juga bersyukur acara ini terselenggara dengan baik dan patuh protokol kesehatan," ucap Okto Femula.

Kegiatan ini menurut Okto sangat strategis mengingat bahwa di Kota Semarang ada peristiwa besar sejarah perjuangan bangsa yang menelan ribuan bahkan jutaan rakyat Semarang karena kegigihan melawan penjajahan Jepang. Momentum ini juga bertepatan beberapa hari setelah TNI terbentuk.

"Gowes ini menyusuri lokasi terjadinya pertempuran sengit antara warga Semarang dengan tentara Kido Butai Jepang. Seperti di Markas Denpom IV/5 Semarang juga pernah menjadi tempat eksekusi Jepang oleh para pemuda pejuang Indonesia. Bahkan kita juga mengunjungi tempat tertembaknya dr Kariyadi dan AIP M Bono.Selama perjalanan ini banyak peserta yang antusias karena memang banyak yang belum paham sejarah perjuangan yang ada di Semarang," ungkap Okto Femula.

Usai gowes napak tilas Pertempuran 5 Hari Semarang, Denpom menggelar bhakti sosial dengan membagikan paket sembako kepada tukang becak, seniman serta masyarakat sekitar. "Ada paket sembako yang kita bagikan untuk masyarakat yang terdampak Pandemi. Mereka antara lain para penarik becak, seniman jalanan yang kehilangan job karena PPKM juga masyarakat kurang mampu yang terdampak Covid-1," ujar Okto. 

Ketua SOC Jawa Tengah Bob mengaku baru kali ini nyepeda bisa mampir ziarah ke makam pahlawan. Menariknya, ternyata ada pemandu yang menceritakan detil sejarah perjuangan rakyat Semarang. 

"Termasuk jasad yang terkubur dulu gugur tertembak di mana dan apa perannya, kita semua jadi tahu," ujar Bob.

Gowes Napak Tilas ini juga dihadiri dan diikuti Kasat Lantas Polrestabes Semarang AKBP Sigit, serta sejumlah mitra Denpom IV/5 Semarang. Para ontelis banyak yang mengenakan pakaian atau atribut pejuang, termasuk berkostum ala Jenderal Besar Soedirman.