Sejak pemberlakuan PPKM Darurat okupansi hotel di Salatiga turun cukup signifikan. Bahkan, pembatalan dan penundaan event mencapai 20 persen.
- Pelayanan SIM Polres Wonogiri Pindah Tempat
- Data Serapan Anggaran Covid-19 Berbeda, Ketua DPRD Jateng Panggil Bappeda Dan BPKAD
- Dewan Terus Pantau Proyek Pemkot Semarang yang Harus Selesai Tahun Ini
Baca Juga
Dengan kondisi ini, hotel-hotel berbintang di Salatiga mencoba bertahan dengan banting harga kamar.
Seperti dilakukan Grand Wahid Hotel Salatiga (GWHS) Salatiga. Hotel bintang lima terletak di jantung kota ini, ikut kan imbas dari pemberlakuan PPKM Darurat. GWHS menjual kamar dengan promo yang sama selama PPKM Darurat, Paket Promo Kamar Murah.
Dengan harga jual di Rp 348 sudah termasuk breakfast, GWHS menawarkan harga murah meriah dibalut layanan hotel bintang lima. Hal sangat terjadi sebelum pandemi Covid-19 melanda.
"Okupansi kita turun sejak awal PPKM Darurat diberlakukan. Ditambah pembatalan dan penundaan event pun sekitar 20%, terutama acara pernikahan. Sehingga, untuk memancing penjualan kamar kami ada promo PPKM," ungkap Marcomm Grand Wahid Hotel Salatiga Doddy Rummata, Minggu (18/7).
Selain selama ini, GWHS telah lebih dahulu menjual menu kateringan guna menambah revenue.
"Kami harus muter otak buat nambah revenue. Fokusnya bukan lagi meningkatkan revenue, tapi mendapatkan revenue. Yang penting ada buat operasional," tandasnya.
Minimnya event lantaran pemberlakuan PPKM Darurat, diakui Doddy juga membuat kegiatan rapat atau meeting dari berbagai instansi dari kalangan pemerintah melakukan pembatalan.
"Dengan penjualan harga kamar yang murah namun mendapatkan fasilitas bintang lima, diharapkan mampu sedikit menambah revenue," imbuhnya.
- GAIA Karaoke dan Two Star Gandeng Rumah Pancasila Salurkan Bantuan 1000 Paket Sembako
- Kebijakan PPKM dan Penunjukan Luhut Dianggap Langgar Hukum, Jokowi Digugat Pedagang Angkringan ke PTUN
- PKL Solobaru Mengaku Di Prank, Protes Jalan Soekarno Ditutup Sebulan Tanpa Solusi