Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2023, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta berkolaborasi dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta menggelar pentas budaya ketoprak dengan lakon “Panji Ngengleng”, di Auditorium RRI Surakarta, pada Selasa (28/2/2023).
- Warga Karanganyar Padusan Jelang Ramadan, Wisata Air Diserbu Pengunjung
- Warga Blora Berburu Janur Jelang Tradisi Lebaran Ketupat
- Hujan Bukan Halangan, Dugderan Sambut Ramadan di Semarang Tetap Meriah
Baca Juga
Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul menyampaikan, dipilihnya pementasan seni tradisi yakni ketoprak untuk menunjukkan bahwa para wartawan khususnya Surakarta peduli dengan budaya dan seni tradisi.
“Nguri-nguri (merawat) seni budaya tradisional adalah tanggung jawab bersama, termasuk wartawan. Kami bukan hanya menulis tetapi juga mencoba beraksi secara langsung membuat pementasan seni tradisi. Bahkan sejumlah wartawan turut ambil peran sebagai pemain dalam pentas ini,” kata Anas, disela latihan pada Senin (27/2/2023).
Tak hanya wartawan yang memainkan peran tokoh dalam pementasan kethoprak ini ini. Ada juga bintang tamu dari kalangan pejabat, tokoh masyarakat, Danrem, Kapolres, rektor hingga wakil rakyat dari DPR RI. Mereka akan berkolaborasi dengan wartawan, seniman RRI, seniman ISI dan Sriwedari dalam pementasan kali ini.
Mereka yang turut bergabung sebagai pemeran dalam pentas ini di antaranya adalah FX. Hadi Rudyatmo (mantan walikota Solo), Eva Yuliana (Anggota Komisi III DPR RI), Kol Inf Anan Nurakhman (Danrem 074/Warastratama).
Lalu ada juga Kombes Pol Iwan Saktiadi (Kapolresta Solo), AKBP Wahyu Nugroho Setyawan (Kapolres Sukoharjo), Letkol Czi Slamet Riyadi (Dandim Sukoharjo), Letkol Inf Devy Kristiono (Dandim Surakarta), D.B Susanto (Kajari Surakarta), Prof Dr Jamal Wiwoho, S.H, M.Hum (Rektor UNS), Prof Dr Harun Joko Prayitno, M.Hum (Wakil Rektor UMS), Atik Hindari (Kepala RRI Surakarta), dan Anas Syahirul (Ketua PWI Surakarta), Lilik Kusnandar (Ketua KONI Surakarta).
“Kita mengajak semua elemen main ketoprak, bersama-sama ikut merawat seni tradisi warisan leluhur kita. Kalau ikut main secara langsung kan empati terhadap kekayaan budaya kita itu akan berbeda, apalagi sebagian besar pentas ini menjadi pengalaman pertama beliau-beliau jadi pemeran kethoprak,” kata Anas.
Ditambahkan Anas, pentas kethoprak juga sebagai sarana sosialisasi tentang Hari Pers serta edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya informasi yang jernih. “Kita edukasi masyarakat untuk memilih informasi yang benar lewat media mainstream dan tidak mudah dibohongi oleh informasi hoaks. Itulah pesan dalam pentas kethoprak kali ini,” ungkap Anas.
Untuk mempersiapkan pementasan kethoprak ini, sudah dilakukan beberapa kali latihan. Para pejabat dan tokoh masyarakat yang terlibat sebagai pemeran juga sudah mengikuti latihan di Auditorium RRI Surakarta. Saat latihan diwarnai guyonan lantaran banyak yang belum pernah main ketoprak sehingga kadang luput dan lupa dialog.
“Ini pengalaman pertama saya ikut bermain ketoprak, menarik dan penuh tantangan. Tapi asyik juga. Saya sepakat dengan program PWI Surakarta ini yang mengajak elemen-elemen lain untuk dekat dengan seni tradisi. Apalagi terlibat langsung seperti kali ini sebagai pemeran ketoprak. Dengan pentas bareng ini akan lebih mendorong kepedulian kita terhadap seni budaya leluhur,” kata Eva Yuliana Anggota DPRRI dari Dapil V Jateng.
Politisi Nasdem tersebut tampil berperan sebagai Ratu Maheswara, dan mengakui bahwa melalui seni pertunjukan bisa menjadi media untuk mensosialisasikan program-program pemerintah, yang dalam pentas kali ini menyampaikan soal berita hoaks.
Pentas ketoprak wartawan ini merupakan rangkaian dari agenda Hari Pers Nasional di Solo. Ada sejumlah kegiatan lain untuk memperingati HPN di Surakarta yang disiapkan PWI Surakarta. Di antaranya adalah pameran foto, pelatihan jurnalistik, tirakatan, sarasehan dengan 5 rektor, pelatihan kehumasan olahraga, awarding, UKW, santunan kepada janda wartawan, pensiunan wartawan dan lainnya.
- Museum Islam Nusantara Lasem Yang Rekam Jejak Sejarah Dakwah
- Terkendala Dana, Ekskavasi Candi Tertua Jateng di Batang Terpaksa Mandeg
- Lestarikan Tradisi: Kirab Budaya Dan Lomba Perahu Dayung Desa Jangglengan Sukoharjo