Parade Ketoprak Perjuangan, Ini Cara 4 Desa Peringati Hari Sumpah Pemuda

Ada banyak cara untuk peringati Sumpah Pemuda, salah satunya dengan mengobarkan semangat kepemudaan dari kisah dalam pertunjukan ketoprak.


Seperti yang dilakukan warga dan seniman empat Desa, yang menggelar parade ketoprak di Lapangan Desa Kenep, Tawangsari, Sukoharjo, Minggu (27/10).

"Ini cara kami warga empat desa, yakni desa Kenep, Tanjung, Bulakrejo, dan Kepuh, untuk memperingati Sumpah Pemuda ke 91, dengan merefleksikan kisah perjuangan pemuda dalam cerita ketoprak," kata Koordinator acara, Bimo Kokor Wijanarko.

Acara parade ketoprak yang dimulai pagi hingga siang tersebut menarik antusias masyarakat. Masing masing desa membawakan cerita yang berbeda, Desa Kenep membawakan cerita Cindelaras dengan sutradara Untung, Desa Tanjung membawakan Titi Kolomongso, Desa Bulakrejo Ampak-ampak Kraton Surakarta dengan sutradara Kasdi, dan Desa Kepuh membawakan cerita Suminten Edan.

"Setiap desa ternyata menyimpan potensi berkesenian yang maju. Rata-rata ada 30 pemain per desa, mulai dari anak, pemuda, ibu-ibu hingga bapak bapak. Artinya seni ketroprak khususnya masih lestari dan dirindukan masyarakat," imbuh Kokor.

Ketoprak, menurut Kokor lebih mudah dipelajari dan mudah dipahami, karena kaidahnya tidak baku dan bisa disampaikan dengan santai namun pesan atau kisah yang dibawakan tetap tersampaikan.

Hal tersebut nampak pula ratusan warga yang menonton pertunjukan tersebut terlihat sangat menikmati. Sesekali warga ikut berceloteh mengomentari dialog pemain yang lucu.

"Setelah ini mereka akan menggagas pertunjukan ketoprak kolosal gabungan empat desa, yang rencana akan dipentaskan pada malam Tahun Baru. Artinya ada semangat warga desa untuk terus berkesenian, ini harus kita dukung," kata Kokor yang juga pemilik Museum Jawi di desa Tanjung, Nguter.