Pembangunan Simpang Lima Kedua Berhenti Sementara, Walikota Semarang Minta Perubahan Desain

Pembangunan Simpang Lima Kedua yang telah dimulai sejak awal Desember 2022 yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dengan PT Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) untuk sementara waktu dihentikan.


Pembangunan dihentikan setelah adanya tinjauan dadakan Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu beberapa waktu lalu. 

Ita, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi mengatakan penghentian sementara pembangunan Taman Singosari yang digadang-gadang menjadi simpang lima kedua ini karena ada beberapa konsep desain yang dinilainya tidak sesuai diterapkan di taman yang berada di area sibuk tersebut.

“Saya minta ada revisi desain untuk simpang lima kedua. Saya akan rapat untuk melakukan revisi karena saya melihat terlalu tinggi temboknya mestinya dibuat seperti terasering,” kata Ita, Selasa (7/2).

Ita menyebut tembok di taman tersebut terlalu tinggi sehingga menutup pandangan orang dari arah yang berlawanan. 

Padahal di sekitar taman tersebut terdapat beberapa tempat kuliner yang jika tertutup taman maka akan tidak akan nampak jelas.

“Tembok tinggi itu akan menutupi pandangan jalanan yang berlawanan dan tidak akan mempercantik tempat itu malah menjadi seperti pulau baru,” ucapnya.

Selain itu, Ita meminta simpang lima kedua dijadikan taman pasif. Pasalnya, taman tersebut berada ditengah-tengah jalan utama sehingga hanya untuk mempercantik kota.

“Saya minta taman itu jadi taman pasif karena taman itu ada di tengah jalan besar akan bahaya lalu akan jadi kotor kalau dibuat taman aktif karena dibuat persinggahan atau digunakan untuk hal-hal negatif,” bebernya.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali mengatakan saat ini pihaknya tengah berkonsultasi dengan para konsultan untuk merevisi desain taman sesuai dengan instruksi Walikota Semarang.

“Ketinggiannya kita rubah, bentuk, warna-warna tanaman kita sesuaikan. Semuanya sesuai arahan Ibu Walikota. Saat ini sedang konsultasi selama tiga hari nanti setelah itu dilanjutkan lagi pembangunannya,” ujar Ali.

Sejauh ini progres pembangunannya, lanjut Ali, sudah mencapai 30-45 persen. Ali menyebutkan beberapa bangunan yang telah terbangun sebagian memang akan dibongkar namun memang tidak dibongkar secara keseluruhan, hanya menyesuaikan desain yang baru.

Sesuai arahan Walikota Semarang, taman tersebut akan menjadi taman pasif, bukan hutan kota. Sehingga tanaman dan pohon yang akan ditanam juga akan disesuaikan.

“Nanti tanaman disitu warna warni, jadi dari seberang Wonderia tetap kelihatan ada warung-warung atau resto kalau dulu kan konsepnya hutan kota,” bebernya.

Pembangunan simpang lima kedua ini memang menggandeng CSR dengan anggaran dari pihak ketiga ini sebesar Rp 1,1 miliar. 

Namun pembangunan simpang lima kedua juga menggunakan dana APBD dari Disperkim sebesar Rp 1,2 miliar.

"Kami kan juga menganggarkan APBD untuk Simpang Lima kedua tapi memang terbatas makanya kita dibantu CSR. Pokoknya hitungan totalnya sekitar Rp 2,3 miliar," tuturnya.

Tidak hanya dari Disperkim, nantinya dalam pembangunan Simpang Lima kedua ini juga melibatkan dinas lain seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang untuk melakukan pengecoran di atas saluran di depan Wonderia agar bisa digunakan untuk jalan umum.