Pembiayaan Usaha Ultra Mikro di Jawa Tengah Pada 2021 Menurun

Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah mencatat realisasi pembiayaan usaha ultra mikro di provinsi ini pada 2021 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.


Kepala Dinas koperasi dan UKM Jawa Tengah, Ema Rachmawati menyebutkan, pembiayaan untuk usaha ultra mikro sangat penting. Hal ini mengingat mereka sangat terdampak karena pandemi virus corona.   

“Ada banyak usaha mikro yang terdampak karena pandemi, ada yang tutup tapi ada juga yang masih bisa dibantu, khususnya di pariwisata,” kata Ema, Rabu (2/2).

Di Jawa tengah, lanjut dia, realisasi pembiayaan ultra mikro tahun 2021 sebesar Rp763 miliar untuk 223.383 lebih debitur.

“Jumlah itu lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 1,8 triliun untuk 562.044 debitur,” terang dia.

Sementara itu, realisasi pembiayaan Ultra Mikro oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP) hingga tahun 2021 tercatat sebesar Rp18 triliun untuk 5,5 juta lebih nasabah di seluruh Indonesia.

“Pembiayaan ultra mikro terbesar disalurkan di sektor pedagang eceran yang mencapai Rp6,71 triliun, disusul sektor perikanan sebesar Rp227,58 miliar, sektor jasa sebesar Rp59,56 miliar dan industri pengolahan sebesar Rp30,52 triliun,” ujar Kepala Divisi Penyaluran Pembiayaan I Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ary Dekky Hananto.

Dia melanjutkan, pada tahun 2021 telah menyalurkan pembiayaan Ultra Mikro sebesar Rp7 triliun rupiah untuk 1,8 nasabah.

Sedangkan, untuk tahun 2022 penyaluran pembiayaan ultra mikro ditargetkan naik untuk dua juta nasabah.

“Untuk 2022 ditargetkan dua juta debitur, jadi tumbuh diatas 10 persen. Dengan kondisi pandemi yang terkendali, kami yakin target ini bisa tercapai,” ungkapnya.

Ary Dekky Hananto mengatakan, untuk memastikan penyaluran tepat sasaran, pihaknya mengharuskan adanya pendamping lembaga penyalur kepada debitur.

“Kita meminta laporan setiap lembaga penyalur untuk melaporkan setiap semester hasil-hasil dari pendampingan tersebut,” ungkapnya.