Pemilih Habiskan Terlalu Lama di Bilik Suara

Cerita Pemilu 2024
KPPS bertugas mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu 2024 serta  bertanggung jawab sampai rekapitulasi perhitungan hasil. Dok
KPPS bertugas mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu 2024 serta bertanggung jawab sampai rekapitulasi perhitungan hasil. Dok

Para petugas penyelenggara pemungutan KPPS di Kota Semarang memiliki segudang cerita saat menjalankan tugas pada Rabu (14/2). 

Salah satu anggota KPPS di Semarang Timur, Musrikan mengatakan, kenangan dan suka duka menyelenggarakan Pemilu pasti setiap gelaran ada manis dan pahitnya berbeda-beda jadi bagian tanggung jawab tugas. Proses pemungutan dinilai perlu dievaluasi, pemilih menunggu lama sekali untuk mendapatkan jatah memilih di TPS. 

"Kalau saya lihat Pemilu 2024 ini kendalanya di proses pemilihan, giliran satu pemilih dan antrean memilih banyak menumpuk di TPS karena satu orang bisa butuh 5 menit sendiri mencoblos. Jadi, menentukan ke belakang perhitungan akhirnya molor, karena di TPS masih ada antrean sekitar jam 12 lebih. Dipercepat solusinya tambah biliknya, lumayan efektif, tetapi pemilih mengeluh kayak dikejar-kejar KPPS biar cepat selesai di bilik," tuturnya kepada RMOL Jateng, Jumat (16/2). 

Musri menyebut, di TPS tempatnya bertugas dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) keseluruhan, 75 persen hadir mencoblos. Partisipasi warga tinggi diakui butuh trik KPPS untuk mengatur antrean agar mereka cepat bisa memilih tidak memenuhi TPS. 

"Sulitnya ya itu, antrean kalau satu orang tidak selesai-selesai kan tambah lama dan banyak yang menunggu. Akhirnya, KPPS mempercepat satu pemilih memilih di bilik, sebagian protes keberatan tapi demi kebaikan tetap harus diarahkan. Kita salut partisipasi masyarakat, sampelnya TPS tempat saya saja, 75 persen hadir dikatakan begitu, tua, muda, pemilih pemula menggunakan haknya, ini yang membanggakan," tambah dia. 

Namun, proses perhitungan hasil akhir tidak alami kendala teknis. Ia mengatakan, dibandingkan Pilwalkot hanya memilih calon Wali Kota, penghitungan lebih efektif Pemilu 2024 karena sumber daya KPPS di TPS jumlahnya banyak. Petugas dianggap mencukupi untuk merekap data keseluruhan hasil pemilu. 

Dia melanjutkan, kendala dihadapi saat rekapitulasi hasil yang harus urut sesuai urutan TPS menghabiskan waktu terlalu lama. Petugas input data tidak kooperatif karena proses hanya dilakukan dua orang. Sedangkan antrean KPPS akan lakukan setor hasil, sudah menunggu akhirnya baru selesai sampai subuh. 

"Catatan buat saya selaku penyelenggara, di tahapan rekapitulasi dan input data tingkat kelurahan. Walah, yang handle petugasnya cuma dua. Kita selesai perhitungan jam 11 malam (23.00 WIB) percuma rasanya, karena menunggu TPS lain belum hadir melaporkan, ternyata rekapan TPS masih dihitung. Seharusnya sebagai masukan, sistem diperbaiki agar masing-masing TPS bisa input dahulu tanpa menunggu, jadi efektif to malahan," sebut Musrikan.