Pemerintah Kabupaten Batang menyiapkan 12.600 alat rapid tes antigen untuk 'menyambut' pemudik lebaran 2021.
- 98 Anggota Karang Taruna Purbalingga Ikuti Diklat Satgas
- Dari Purbalingga Dan Banjarnegara, Langkah Pertama Menuju Baitullah
- Hari Pertama Masuk Kerja 2022, Wali Kota Salatiga Umumkan OPD Masuk 'Daftar Hitam'
Baca Juga
Pemerintah Kabupaten Batang menyiapkan 12.600 alat rapid tes antigen untuk 'menyambut' pemudik lebaran 2021.
Bupati Batang Wihaji mengatakan, hingga saat ini sudah ada 600-an pemudik yang sudah sampai rumah.
Sejumlah 10 di antaranya merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
"Untuk pemudik, sesuai perintah Kapolri, rapid tes antigen dilakukan secara acak. Tapi khusus untuk yang dari luar negeri wajib rapid tes antigen," katanya usai Gelar Pasukan Operasi Ketupat Candi 2021 di Mapolres Batang, Rabu (5/5).
Pihaknya menyiapkan lima petugas kesehatan di tiap kecamatan untuk melakukan rapid tes antigen secara acak.
Politisi Golkar itu menyatakan bahwa seluruh hasil rapid tes pemudik negatif.
Dia mengatakan, jika ada pemudik yang positif Covid-19, maka akan diminta melakukan isolasi mandiri.
Terkait lokasi isolasi mandiri, ia menyerahkan pada pemerintah desa.
"Tidak seperti tahun kemarin, tahun kemarin kan sangat wajib itu. Sekarang kalau memang ada yang hasilnya, mohon maaf, positif, kita isolasi mandiri. Kita serahkan pada pemerintah desa," jelasnya.
Wihaji juga akan mengecek mulai dari stasiun, terminal hingga titik-titik penurunan penumpang.
Ia menyatakan, tren kasus Covid-19 di Kabupaten menurun hingga pernah menyentuh angka nol. Tapi juga pernah menyentuh angka 27 kasus per hari.
"Tidak ada klaster baru dan kecamatan yang masih zona merah Kecamatan Batang," jelasnya.
Operasi Ketupat Candi melibatkan 569 petugas gabungan dari TNI Polri, Dishub, Dinas Kesehatan. Selain itu juga melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda semisal pramuka hingga relawan.
- Kerja Bersama Atasi Banjir Semarang
- Pemkab Batang Susun Tata Ruang Gringsing Jadi Kota Baru
- Kolaborasi Entaskan Stunting dan Kemiskinan di NTT Melalui Inovasi Program Konsorsium Perguruan Tinggi