Pasar Kentu: Nama Unik, Cerminan Budaya Dan Ekonomi Rakyat Sejak 1980-An

Pasar Kentu Di Purworejo Yang Sudah Beroperasi Sejak Tahun 1980. Istimewa
Pasar Kentu Di Purworejo Yang Sudah Beroperasi Sejak Tahun 1980. Istimewa

Purworejo - Sebuah pasar tradisional di Desa Kalikotes, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, belakangan menjadi sorotan karena namanya yang unik: Pasar Kentu. Meskipun sekilas terdengar lucu, nama ini justru memiliki latar belakang budaya yang bermakna.


Nama Kentu berasal dari singkatan frasa Jawa ken tuku, yang berarti disuruh membeli. Seiring waktu, frasa tersebut dipendekkan secara lisan menjadi kentu, dan kini menjadi nama resmi pasar yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat setempat.

Pasar Kentu diperkirakan sudah ada sejak kurang lebih tahun 1980-an. Letaknya sekitar 3 kilometer dari pusat Kecamatan Pituruh dan 26 kilometer dari pusat Kabupaten Purworejo.

Meskipun pasar ini tergolong kecil, ia memainkan peran penting sebagai pusat aktivitas ekonomi masyarakat sekitar. Aneka kebutuhan pokok seperti sayuran segar, tempe, bumbu dapur, dan jajanan tradisional dijual di sini.

Tak hanya sebagai tempat transaksi jual beli, Pasar Kentu juga menjadi ruang interaksi sosial yang mempererat hubungan antar warga. Suasana kekeluargaan begitu terasa di setiap sudut pasar.

Pasar ini sempat direlokasi pada tahun 2018 ke lokasi yang lebih aman, setelah sebelumnya berada di tikungan jalan yang rawan kecelakaan. Kini, Pasar Kentu buka setiap hari Selasa dan Jumat pagi, dari pukul 04.30 hingga 08.00 WIB.

“Pasar Kentu bukan hanya tempat belanja, tapi juga tempat bertemu kawan dan berbagi cerita,” ujar Isnan Fauzi, pemuda asal Kalikotes, kepada RMOLJateng, Rabu, (30/04).

Dengan sejarah dan fungsinya yang kuat dalam kehidupan masyarakat, Pasar Kentu tak hanya menjadi simbol ekonomi kerakyatan, tetapi juga warisan budaya yang terus hidup dari masa ke masa.