Pemkot Salatiga Gandeng Universitas Muhammadiyah Kudus

Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengingatkan untuk selalu bekerjasama dan kolaborasi antara lima unsur dalam membangun sumber daya yang unggul dalam rangka mewujudkan pembangunan.


Hal tersebut disampaikan Wali Kota usai Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kota Salatiga dan Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), dilanjutkan dengan Kuliah Umum seperti disampaikan Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol pada Sekretariat Daerah Kota Salatiga, Kamis (9/12). 

Ia mengungkapkan, lima unsur penunjang sumber daya yang unggul dalam rangka mewujudkan pembangunan itu adalah pemerintah, dunia bisnis, komunitas/ masyarakat, akademisi dan media.

Dia mengharapkan, kelimanya dapat terjalin harmonis. Pihaknya pun sangat mengapresiasi rektor dan segenap jajaran UMKU melakukan inovasi, sehingga program-program pembangunan dapat terealisasi dan tidak berhenti. 

Mengingat, kolaborasi dan sinergi adalah hal yang mutlak dilaksanakan. 

"Terutama kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan akademisi, mengingat saat ini pengembangan SDM tengah menjadi fokus utama pembangunan," tandasnya.  

Hal ini terkait dengan adanya proyeksi Indonesia Emas 2045, penduduk dengan usia produktif akan lebih banyak daripada yang tidak produktif.

Selanjutnya, dalam kuliah umum yang diikuti lebih dari 600 peserta daring tersebut, dirinya memaparkan prioritas pembangunan Kota Salatiga selama dua periode menjabat sebagai Wali Kota Salatiga. 

Prioritas pembangunan Kota Salatiga yang dimaksud adalah ekonomi kerakyatan, pendidikan dan kesehatan.

"Di Salatiga, Wali Kota ini seperti Pak RT yang setiap saat, kenal atau tidak kenal, WA tetap dibalas. Yang megang HP saya sendiri, bukan ajudan. Ada warga yang mengeluh listriknya mati, saudaranya sakit dan langsung saya sampaikan ke pihak terkait. Jadi, Wali Kota ini adalah pelayan masyarakat dan teman-teman OPD juga sejalan untuk membantu dan melayani masyarakat," lanjut Yuliyanto.

Sementara, Rektor UMKU, Rusnoto, SKM, M.Kes(Epid), menuturkan, bahwasanya keberadaan UMKU berawal sebagai pembentukan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) pada Tahun 1984. 

Lalu pada Tahun 1999 berubah menjadi Akademi Keperawatan (AKPER). Dengan adanya penambahan Program Studi D3 Kebidanan pada Tahun 2004 yang semula AKPER berubah menjadi Akademi Kesehatan (AKKES). 

Sebagai upaya peningkatan dan pengembangan institusi, pada Tahun 2008 sekaligus dengan turunnya izin penyelenggaraan Program Studi S-1 Keperawatan maka AKPER berubah bentuk menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus (STIKES).

"Selama kurun waktu sepuluh tahun berkiprah dalam pendidikan kesehatan, STIKES Muhammadiyah Kudus mengalami perkembangan yang pesat, hingga akhirnya di Tahun 2018 terbitlah Surat Keputusan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 879/KPT/I/2018 yang kemudian secara resmi beralih fungsi menjadi menjadi Universitas Muhammadiyah Kudus," jelas Rusnoto.