Pengelolaan Energi Indonesia Diapresiasi Negara-Negara ASEAN

Menteri Energi se-Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ ASEAN) mengapresiasi kinerja Pemerintah Indonesia terhadap pola pengelolaan energi di Indonesia.


Hal ini disampaikan usai Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar membeberkan upaya Indonesia mewujudkan ketahanan energi.

"Saya menekankan pentingnya ketahanan energi di Indonesia. Indonesia tidak lagi melihat energi sebagai komoditas, tetapi sebagai faktor utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ungkap Arcandra dalam acara 36th ASEAN Ministers on Energy Meetings and Associated Meetings di Singapura, Senin (29/10) dikutip dari Kantor Berita Politik

Arcandra menjelaskan ketersediaan dan akses terhadap energi pembangunan infrastruktur adalah hal yang paling utama. Hal ini diimplemetasikan melalui program ketenagastrikan 35 Giga Watt, Bahan Bakar Minyak (BBM Satu Harga), jaringan gas kota, dan revitalisasi kilang minyak. "Ini juga didukung oleh kebijakan-kebijakan penting seperti kebijakan B20 dan penggunaan kendaraan listrik," jelasnya.

Hingga saat ini, rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 98,05 persen (unaudited) dan akan mencapai 99,9 persen pada tahun 2019 mendatang. Jumlah ini melewati target tahun 2018 yang sebesar 97,1 persen.

"Demi meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, kami melakukan pembangunan off grid, Lampu Tenaga Surya Hemat Enegi (LTSHE), dan menyediakan akses listrik untuk masyarakat yang kurang mampu," paparnya.

Arcandra menekankan penyediaan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia adalah tugas utama Pemerintah. "Pemerintah Indonesia akan selalu sepenuh hati menyediakan energi bagi masyarakat melalui Kebijakan Energi Nasional (KEN)," demikian Archandra.