Generasi muda harus mampu mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi sebagai wahana untuk mengembangkan potensi diri berbekal ilmu pengetahuan dam fondasi nilai-nilai kebangsaan warisan para pendahulu bangsa.
- KIM Pramuka Milenial Sukoharjo Bersinar Di Perfilman
- Jawab Tantangan di Sektor Pendidikan Butuh Kemampuan Inovasi dan Kolaborasi
- Lazismu Kudus Tebar Beasiswa Mentari, Siswa Gembira Terima Uang Puluhan Juta
Baca Juga
"Literasi digital harus menjadi senjata para pelajar dan mahasiswa untuk mengimbangi laju teknologi informasi yang saat ini mampu mengeksploitasi segala bidang kehidupan manusia," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membeikan sambutan secara virtual pada acara Temu Tokoh yang dihadiri para mahasiswa dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara di Maribu Resto Jepara, Jawa Tengah, Jumat (17/11), sore.
Apalagi, ujar Lestari, berdasarkan catatan
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyimpulkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 215 juta jiwa dan 98,2% penggunaannya adalah masyarakat berusia 13-18 tahun.
Hal itu berarti, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, pelajar dan mahasiswa merupakan pengguna internet untuk berbagai kepentingan jika dibandingkan dengan pengguna dari kelompok masyarakat lainnya.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, asumsinya
semakin terbuka sistem informasi, masyarakat semakin terdidik dan beradab untuk menyikapi arus pertukaran komunikasi yang diperbarui setiap detik.
Pada kenyataannya, tegas Rerie, teknologi informasi justru menyebabkan kemunduran moral dan ketidakmampuan berpikir kritis.
Atas nama kebebasan berpendapat, tambahnya, setiap individu dengan mudah menyebarkan informasi tanpa dipastikan kebenaran dan sumbernya.
Mahasiswa, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sebagai generasi muda yang mampu berpikir kritis, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan serta nilai yang dianut harus menjadi subyek yang mampu menciptakan kontrol sosial atas dampak negatif teknologi informasi.
Nilai-nilai kejuangan para leluhur yang terangkum
dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika itu, tegas Rerie, harus menjadi panduan untuk mengedepankan kebijaksanaan, kemampuan menata potensi, kemampuan berpikir dan kesanggupan berperilaku setara.
Sebagai mahasiswa, tambah Rerie, arus informasi mesti memperkokoh kemampuan dalam dua bentuk, yakni know what (apa yang diketahui) dan know how (bagaimana mengetahui).
"Berdasarkan dua hal itu pengetahuan dan keterampilan digunakan untuk mengembangkan diri dan komunitas," pungkasnya.
- Forkompimda Rembang Tinjau Uji Coba MBG di Lasem dan Sluke
- Tahun Ajaran Baru 2024 Ini, Unnes Siap Buka Prodi Ilmu Komunikasi
- Peringati Hari Pers Nasional, Udinus Gelar Dialog Lima Rektor