Panddmi Covid-19 yang masih membayangi membawa tantangan tersendiri bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan dirinya serta janin yang dikandung.
- Semarang Catat Kasus Covid-19 Terendah, Hanya 2 Terkonfirmasi Positif Covid-19
- Dispertan Bentuk URC untuk Turun ke Lapangan Tangani PMK
- RS Kariadi Menerima 2.800 Paket Makanan Siap Saji Untuk Nakes
Baca Juga
Panddmi Covid-19 yang masih membayangi membawa tantangan tersendiri bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan dirinya serta janin yang dikandung.
Pengurus Pusat Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Dokter Manggala P Wardhana, SPOG(K) dalam program mingguan Bincang Sehat bertajuk "Jaga Kehamilan Saat Pandemi" menjelaskan lebih lanjut terkait hal tersebut.
Dia menuturkan, bahwa rekomendasinya, prosedur persalinan secara caesar itu dilakukan dalam kondisi ketika ada kegawatan, baik pada ibu atau janin.
"Bukan berarti caesar lebih aman. Tapi dalam kondisi buruk, misalnya ketika ibunya sesak dan sulit bernapas (akibat dampak Covid-19) sehingga membutuhkan bantuan alat pernapasan, lebih baik caesar, toh ibunya juga tidak bisa mengejan," jelasnya.
Namun, jika kondisi ibu yang terpapar Covid-19 tidak memiliki gejala sama sekali, maka mungkin saja persalinan secara caesar tidak perlu dilakukan.
"Tapi yang perlu dipahami adalah bahwa saat ini fasilitas kesehatan sedang benar-benar kelabakan. Tidak semua rumah sakit bisa menangani pasien Covid, tidak banyak juga rumah sakit yang bisa menangani persalinan dengan Covid. Jadi lebih baik diskusikan lebih dulu dengan dokter masing-masing mengenai persalinan jika Anda adalah ibu hamil yang terpapar Covid-19," sambungnya.
"Kita tidak bisa melihat satu sisi, kita harus melihat case per case dan lihat fasilitas persalinan itu sendiri," tambah Manggala.
- RSUD Batang Pakai Metode ERACS, Bumil dengan Operasi Caesar Bisa Pulang Lebih Cepat
- Bupati Batang Targetkan Vaksinasi Anak Rampung Dua Minggu
- Pelaku Perjalanan Jadi Penyumbang Bertambahnya Kasus Covid-19 di Semarang