Perupa Batang Abadikan Seni Tradisi di Atas Seng Bekas Berkarat

Media lukis tidak hanya kanvas. Hal itulah yang dibuktikan Nico Aryo Pradita (25) dalam pameran lukisan bertajuk Simbolis di Galeri Rifaiyah, Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan/Kabupaten Batang.


Dalam pameran bertema Simbolis, Nico memamerkan 7 lukisan penari tradisional Kabupaten Batang. Uniknya, ia melukis di media seng bekas.

"Saya memilih seng bekas yang tidak terpakai karena ingin mengubahnya menjadi karya yang bernilai," kata mahasiswa Unnes itu, Selasa (5/7).

Seng bekas yang keropos digabungkannya agar lukisannya bisa menyatu. Media itu digabung dengan kayu sebagai Framenya. Di beberapa sudut lukisannya masih tampak karat.

Ia merincu tujuh lukisannya terdiri atas tiga lukisan Tari tahu robyong, dua lukisan Simogringsing dan dua lukisan Babalu. Semuanya adalah  seni tari tradisional khas Batang kepada generasi muda.

"Melalui karya ini, saya ingin mengenalkan tradisi Batang pada anak muda. Karena saya juga asli Batang," ucapnya.

Selain Nico, pengisi pameran lainnya adalah Ananda Luthfi Maulana. Keduanya melakukan pameran mulai 4 hingga 10 Juli 2022. Total Ada 16 lukisan yang dipamerkan.

Ananda Lutfhi Maulana mengambil media lukis kain batik sebagai wadah ekspresiny. Ia mengambil tema budaya pesisir Batang di setiap guratan kuasnya.

Lukisan batiknya menggambarkan sejumlah aktivitas pesisir mulai dari lomban dayung, menjemur ikan hingga galangan.

“Setiap daerah pesisir memiliki berbagai macam tradisi dan kebudayaan yang berbeda-beda, tetapi memiliki tujuan sama yaitu keselamatan dan hasil tangkapan ikan yang melimpah serta menjaga kelestarian lingkungan laut,” jelasnya.

Lukisannya berbahan kain katun primisima yang mengangkat tema “budaya masyarakat pesisir Kabupaten Batang”. Teknik membuatnya tetap sama, yakni membatik menggunakan canting, tapi khusus lukis batik bukan karya terapan.