Petani Anggur Batang Dilirik Pembeli Malaysia 

Impor Bibit dari Ukraina

Produksi anggur asal Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, menarik perhatian dari luar jawa hingga luar negeri.


Petani itu bernama Tri Makno (48) yang juga penyuluh pertanian Kecamatan Subah.

Ia mengatakan, warga luar tertarik dengan hasil anggur yang ditanam dan mengundang banyak orang belajar metode budidaya tersebut. 

"Ada keluarga dari Malaysia menyempatkan mendatanginya hanya untuk belajar. Lalu juga ibu-ibu dari Kalimantan," katanya, Selasa (21/6).

Tri bercerita mengembangkan 20 jenis anggur yang bibitnya diimpor dari Ukraina. Beberapa jenis anggur yang dikembangkan antara lain pegasus, ghost v, livia, ilaria, dan transfigurasi. 

Selain itu, ia juga menciptakan metode pengembangan percepatan budidaya anggur. Metodenya adalah  potes pucuk yang mempersingkat waktu berbuah anggur dari sembilan bulan menjadi empat bulan. Selang 20 hari langsung berbunga.

Ia membangun, green house di halaman rumahnya yang berukuran 6 meter x 12 meter. Metodenya dikembangkan di green house itu.

"Lewat metode itu, anggur bisa berbuah setiap tahun. Perawatan lebih ringan, tidak perlu semprot anti hama dan anti jamur," ucapnya.

Tri Makno menyebut bahwa penanaman harus atap plastik UV. Sebab, anggur itu sangat rentan terhadap air hujan.

Ia punya enam lahan seluas 1,5 hektare. Satu tandan anggur hasil terjelek bisa seperempat kilogram. 

Satu pohon berbuah hingga 50 tandan. Satu pohon bisa menghasilkan 12 kilogram lebih. Harga anggur per Kilogram bisa mencapai Rp100 ribu.

"Anggur kami tidak dipasarkan ke luar. Hanya untuk orang yang mau datang dan beli ke rumah. Sebab, itu pun kami kewalahan," ucapnya.