- Aktivis Kota Solo Ingatkan Unjuk Rasa Harus Kondusif
- DPRD Kota Semarang Imbau Pengusaha Kos Terapkan Sistem Keamanan Ketat
- KPU Kota Tegal Tetapkan Burung Jalak Suren Jadi Maskot Pilwakot 2024
Baca Juga
Kabar dari mulut ke mulut tersebut ditepis oleh Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Bangkit Jaya, Akrab, Rabu (25/10).
"Jika petani asli maka tidak akan cemas. Hanya mereka yang menghembuskan isu - isu itu. Bahkan mereka tak tahu apa yang ada saat ini, dan kemungkinan mereka tak menggarap sawah. Apalagi ini masuk tahun politik (disalahgunakan isu itu, red),"paparnya.
Pihaknya pun menjelaskan uraian kondisi terkini di Waduk Kedungombo supaya nantinya bisa dipahami masyarakat umum.
"Elevasi air di Kedungombo saat ini di kisaran 77.78 meter. Kalau katakanlah tiap hari berkurang sekitar 30 cm (dialirkan) maka jika tiga hari berkisar 1 meter (yang dialirkan)," ucapnya.
Dari rincian itu, Akrab pun optimis jika Waduk Kedungombo masih bisa mengaliri wilayah di bawahnya. Terutama di kawasan pertanian Pemakai Air Bangkit Jaya luasnya kurang lebih 4.400an Hektare.
Dia mengatakan, pihak Kedungombo bisa meminimalkan aliran air jika elevasinya di bawah 69an meter.
"77 meter sekian elevasi Kedungombo saat ini. Batas minimalnya kan 69 meter. Nah masih ada elevasi 8 meter kan !. Jika tiap hari berkurang 30 centi meter yang dialirkan ke bawah, maka untuk mencapai batas minimal di 69 meter membutuhkan sekitaran 24 hari ke depan,"urainya.
Padahal menurut informasi yang ia dapat, BMKG memperkirakan hujan bakal turun di awal November 2023.
Di satu sisi, pihaknya berharap kepada semua kalangan supaya dapat memahami kondisi saat ini, terutama bisa menyaring terlebih dahulu kabar kurang jelas itu.
- Propam Polres Tegal Tindak Tegas Anggota yang Pakai Knalpot Brong
- Misteri Kematian di Warungasem Batang: Polisi Tunggu Hasil Otopsi
- Perpanjangan PPKM Darurat Diharapkan Bisa Menekan Penyebaran Covid-19 Di Solo