- RMOL Jateng Dan Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah Jalin Kerja Sama Sinergi Media Massa Dan Institusi Penegak Hukum
- Nahkodai PJ Ketua TP PKK Pati, Monica Sujarwanto Dituntut Lihai Baca Situasi
- Pj Gubernur Imbau Dukung Kelancaran Pilkada, DPRD Setujui Kenaikan Upah 2025
Baca Juga
Mitos kuat yang membuat seorang pejabat bakal lengser dari kursi kekuasaanya usai melintas di gerbang kompleks Menara Masjid Kudus yang terpasang rajah Kolocokro, ternyata tidak berlaku bagi Pj Bupati Kudus, Hasan Chabibie.
Terbukti, Pj Bupati Hasan dengan santainya melintas di gerbang yang konon ditakuti para pejabat di tanah air, sehingga mereka enggan datang berkunjung dan berziarah di makam dan Masjid Sunan Kudus.
Kehadiran Pj Bupati Hasan Chabibie itu, ikut menabuh bedug di Tajug Menara Kudus dalam tradisi Dandangan warisan Sunan Kudus.
Pejabat nomor satu di Kudus ini, bersama sembilan penabuh bedug lainnya mengumumkan penanda pelaksanaan awal Puasa Ramadan, Senin petang (11/3).
Hasan mengaku baru kali pertama menginjakkan kaki ke kawasan Masjid dan Menara Sunan Kudus. Sebab para Bupati Kudus terdahulu sebelumnya, belum pernah ada yang berani berkunjung ke Menara Kudus.
Apalagi diperkuat adanya mitos rajah Kolocokro yang kala itu sengaja dipasang oleh Sunan Kudus, di kompleks Menara Kudus. Dalam mitos yang hingga kini masih dipercaya, konon pejabat bupati atau raja yang datang ke Menara Kudus bakal lengser.
Dalam kesempatan itu, Hasan mengaku sempat ditanya sejumlah pihak sebelum berangkat ke Menara Kudus. Ia pun sempat berkonsultasi terlebih dahulu dengan sejumlah ulama dan habib, sebelum memutuskan berangkat ke Menara Kudus.
"Ini adalah momen bersejarah. Karena ini pertama bagi Bupati Kudus (Hasan Chabibie) berani menabuh beduk di puncak Menara Kudus,” ujar Hasan.
Sebelum ia ditugaskan di Kudus, Hasan menceritakan bahwa dirinya bertemu dengan Maulana Habib Zindan yang juga pengasuh Ponpes Al-Fariyah.
“Kepada Habib Zindan, saya mengatakan jika ada rencana ke Kudus. Saya minta nasihat kepada beliau, karena kebetulan kalau setiap malam Jumat sebulan sekali saya singgah di Ponpes itu," urai Hasan.
Habib Zindan pun beberapa kali bertanya terkait kepergian untuk bertugas di Kudus atas permintaan sendiri atau diminta bertugas.
“Saya pun menjawab, berkali-kali saya diminta ke sana (Bertugas di Kudus). Jadi saya tidak meminta, namun saya diminta bertugas ke Kudus. Lazimnya kepala daerah, kontestan politik itu kan menggunakan uang, dan saya jawab tidak menggunakan uang satu rupiah pun untuk menjadi Pj Bupati Kudus," urainya.
Hasan mengaku datang di Kudus melalui perjalanan spiritual atas panggilan dari Sunan Kudus. Apalagi dia menjabat sebagai penjabat bupati, tidak mengeluarkan uang serupiah pun.
"Di luar dugaan, kalau jenengan tidak minta dan anda tidak pakai uang, artinya anda dipanggil Sunan Kudus untuk berangkat ke sana (ke Kudus)," imbuh Hasan.
Dalam acara itu, Hasan juga meminta nasehat dan izin kepada kiai dan ulama, untuk ikut menabuh beduk Dandangan yang berada di atas Menara Masjid Sunan Kudus.
“Saya secara pribadi dan sebagai PJ Bupati Kudus meminta izin untuk ikut menabuh beduk pada awal Ramadan tahun 2024," pinta Hasan.
Setelah itu, penabuh beduk berjalan menuju puncak Menara Kudus. Hasan pun turut ikut menabuh beduk yang menandakan awal Bulan Ramadan jatuh pada hari Selasa (12/3).
Sementara itu, Sesepuh Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, Syaifudin Lutfi menabahkan, tradisi Dandangan sudah dikenal oleh masyarakat luas. Tradisi Dandangan merupakan warisan dari Sunan Kudus pada abad ke-15 Masehi.
Konon kata dia, warga berdatangan saat menjelang datangnya bulan Ramadan. Yakni saat Sunan Kudus akan mengumumkan awal bulan Ramadan. Warga saat itu berkumpul di sekitar Menara Kudus.
- Tegakkan Perda, Satpol PP Kota Semarang Amankan PKL Jualan Sembarangan
- FKUB Terima Hibah Rp 158 Juta Dari Pemkot Magelang
- Polemik Logo TNI di Kantor Wali Kota Magelang, Ganjar Sudah Kontak Panglima