PKB Jateng Gelar Haul Gus Dur dan Tasyakuran Muktamar NU

DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah menggelar Haul ke-12 KH Abdurrahman Wahid atau akrab dikenal Gus Dur.


Acara yang digelar di kantor DPW PKB Jateng di Semarang juga sebagai bagian dari tasyakuran atas suksesnya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, belum lama ini.

Acara diisi dengan pembacaan tahlil dan Surat Yaasin. Hadir dalam acara Ketua DPW PKB Jateng KH M Yusuf Chudlori, Sekretaris H Sukirman, Ketua Fraksi PKB Syarif Abdillah beserta anggota Fraksi, para Ketua DPC, dan sejumlah pengurus PKB.

Hadir pula Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh, Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Jateng KH Badawi Basyir dan KH Zaenal Arifin Ma’shum

Ketua DPW PKB Jateng KH M Yusuf Chudlori mengatakan, sosok Gus Dur merupakan guru bangsa sekaligus panutan. Gus Dur telah banyak menimbulkan kesan, pesan, dan teladan bagi kader kader PKB.

"Karenanya, bertepatan dengan Haul ke-12, malam ini kita panjatkan tahlil, doa agar semua amal beliau diterima di sisiNya," ujarnya, Minggu (2/1/2022).

Gus Yusuf menambahkan, acara ini sekaligus menjadi bagian rasa syukur atas suksesnya Muktamar ke-34 NU.

"Kita bersyukur bahwa Muktamar NU telah berlangsur lancar, dan Insya Allah membawa maslahat bagi kita semua. Kita bersama-sama menjadi saksi, Muktamar berjalan damai, kekeluargaan, bahkan ada lucunya seperti sandal ketukar, itu khas NU," sebutnya.

Gus Yusuf berharap, Rois Aam KH Miftachul Ahkyar dan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang diberi amanat muktamar, selalu diberi kekuatan.

"Yakni membawa kemaslahatan dan keberkahan bagi kita semua," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Yusuf juga menyatakan, akhir tahun menjadi moment untuk refleksi bagi PKB. 

"Ini agar tahun 2022, 2023, dan 2024 menjadi tahun keberkahan bagi PKB. Dizaman Gus Dur, PKB Jateng pernah punya Gubernur, yaitu Pak Mardiyanto. Ini menjadi pemicu kami untuk menang,” terangnya.

Dalam acara refleksi, Gus Yusuf mengungkapkan, sosok Gus Dur selalu menyampaikan, bahwa di atas politik ada kemanusiaan.

"Bagaimana politik kemanusiaan selalu dikedepankan beliau. Beliau tidak nggondeli (mempertahankan) jabatan," ujarnya.

Namun bagaimana beliau memperjuangkan kemanusiaan dan kebangsaan, jelas Gus Yusuf, perlu alat, yakni kekuasaan.

"Ini harus jadi semangat. Meski jabatan tidak digondeli tapi tetap diperjuangkan, demi alat untuk mencapai kemanusiaan tadi," terangnya.

Hanya saja, jelas Gus Yusuf, Gus Dur memiliki landasan tauhid yang kuat, yakni tawakkal. Dengan tawakkal, tak ada yang ditakuti oleh Gus Dur.

"Ketika punya prinsip, selalu kokoh. Gus Dur juga tak pernah baperan, tersinggung, marah. Ini juga yang harus kita jaga bersama-sama," katanya.

Apalagi, lanjut Gus Yusuf, saat ini di era medsos, banyak isu, hoaks, berita berseliwaran. Namun dia menegaskan, kader PKB tak perlu khawatir, karena sudah punya pondasi yang kuat.

"Apapun harus kita hadapi demi harapan besar untuk kesejahteraan masyarakat, dan kemajuan bangsa dan negara," tegasnya.

Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh berterima kasih, bahwa para kader dan pengurus PKB ikut mensukseskan Muktamar NU.

"Insya Allah dengan kepengurusan baru ini, PKB dan NU sebagai dua sisi mata uang. Tidak bisa dipisahkan," ujarnya.

Gus Ubaid menambahkan, di Jateng sudah terjalin sinergi yang kuat antara NU dan PKB. Gus Ubaid meyakini kebesaran NU akan berdampak juga pada kebesaran PKB.

"Bahkan kalau ada kader PKB yang sedikit nakal (bandel), masih bisa kita luruskan. Senakal-nakalnya kader PKB, masih lumayan, masih bisa dinasihati, karena masih isin (malu) dengan kiai nya," katanya.

Gus Ubaid pun mendoakan, PKB ke depan semakin besar. Selama dirinya menjadi Rois Syuriah, saat kepentingan NU harus dipenuhi, maka PKB menjadi partai yang diajak diskusi.

"Meski kita sendiri juga kerap memberikan kritik yang tajam. Saya hanya berpesan jangan loro ati," sebutnya.

Yang penting, kata Gus Ubaid, PKB selalu menerapkan politik kehadiran.

"Gua Dur saja diundang pengurus ranting saja mau, dan hadir saat tidak ada halangan," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Ubaid menyatakan, sosok Gus Dur sudah tidak terikat dengan pujian atau cacian. 

"Yang penting mencapai tujuan. Tujuannya adalah demi kemanusiaan," sebutnya.