Politikus Anti Islam Maju Di Pilpres Prancis 2022

Pemimpin sayap kanan Marine Le Pen mengkonfirmasi bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai presiden Prancis tahun depan.


Pemimpin sayap kanan Marine Le Pen mengkonfirmasi bahwa dia akan mencalonkan diri sebagai presiden Prancis tahun depan.

Ini menjadikan pemimpin partai yang dikenal Anti-Islam itu sebagai lawan berat petahana, Presiden Emmanuel Macron, dilansir dari Kantor Berita RMOL.

Pernyataan kesiapannya maju dalam ajang pilpres Prancis 2022 disampaikan pemimpin Reli Nasional itu pada konferensi pers hari Jumat (9/4) waktu setempat. Ini adalah ketiga kalinya dia mencalonkan diri sebagai presiden Prancis.

Ini adalah pertama kalinya saya diberi kemenangan yang masuk akal dalam pemungutan suara," katanya, merujuk pada hasil jajak pendapat yang menguntungkannya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (10/4).

Dalam jajak pendapat tahun 2012, dia berada di urutan ketiga dengan 17,9 persen suara. Pada 2017, dia mendapat 21,3 persen suara di putaran pertama tetapi dikalahkan di putaran kedua dengan 33,9 persen.

Tahun ini, jajak pendapat telah memberinya peluang bagus dalam pertarungan sengit melawan Macron, beberapa bahkan menunjukkan dukungan 48 persen.

Sehubungan dengan jajak pendapat tersebut, dia berkata, "Saya menarik kesimpulan bahwa di luar debat yang telah dilewatkan, setelah kampanye yang sangat bagus, Prancis memahami bahwa substansinya penting dan bahwa kandidatnya solid."

Le Pen telah menuai kecaman atas pernyataan kontroversial yang dipandang sebagai ujaran kebencian oleh banyak orang, termasuk sikap anti-Muslim dan anti-imigran.

Pada bulan Januari, partainya yang dikenal Islamofobia mengusulkan larangan kontroversial pada penggunaan jilbab di ruang publik serta mendeportasi warga asing 'radikal' dari wilayah Prancis, di antara langkah-langkah lainnya.