Tradisi Dugderan di kota Semarang sebagai tanda datangnya bulan Ramadhan memang sudah digelar secara turun temurun sejak ratusan tahun silam.
- Pagelaran Seni Budaya Rembang Siap Meriahkan TMII
- Kota Batik Pekalongan Rayakan Hingga Akhir Bulan
- Ratusan Pesepeda Keliling Kota Lama Kenakan Baju Batik
Baca Juga
Tradisi Dugderan di kota Semarang sebagai tanda datangnya bulan Ramadhan memang sudah digelar secara turun temurun sejak ratusan tahun silam.
Namun pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 hingga saat ini membuat tradisi tetap dilaksanakan tanpa perayaan dan arak-arakan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan jika prosesi dugderan akan tetap dilangsungkan karena sudahmenjaditradisi dan ciri khas masyarakat kota Semarang menyambut datangnya bulan Ramadhan. Namun, nantinya tidak ada perayaan besar serta arak-arakan Warak Ngendog.
"Prosesi dugderan tetap harus berjalan karena ini adalah tradisi dan kita tidak akan melupakan dan meninggalkan tradisi tersebut, hanya modelnya yang harus kita ubah agar tidak melibatkan banyak orang," kata Hendi, sapaannya, Selasa (23/3).
Nantinya memang tidak akan ada arak-arakan, namun Forkopimda didampingi Kepala Dinas akan mengunjungi para kiai di Masjid Agung Kauman untuk mensyiarkan datangnya bulan Ramadhan 1422 Hijriah.
Hendi juga menyebut, acara kemeriahan di Balaikota Semarang kemungkinanjuga tidak akan dilakukan besar-besaran. Jika memang akan diadakan acara di Balaikota maka pihaknya akan membatasi jumlah peserta kegiatan.
Nantinya prosesi dugderan pun akan dikemas dan di desain sedemikian rupa agar kemeriahan menyambut ramadhan tetap terasa meski tidak besar.
"Acara di balaikota kalaupun ada akan diadakan secara sederhana karena kita masih membatasi jumlah orang agar tidakterjadi kerumunan, tidak boleh lebih dari 100 orang," tuturnya.
Terkait dengan pembatasan kegiatan selama bulan Ramadhan, terutama ibadah sholat tarawih, Hendi memperbolehkan adanya shalat tarawih namun dengan kapasitas orang yang jumlahnya dibatasi, selain itu protokol kesehatan seperti mencuci tangan sebelum masuk masjid, menghindari kerumunan dan menggunakan masker tetap harus dilakukan.
"Kebijakan khusus saat ramadhan nanti ya silahkan melakukan sholattarawih tapi tetap dengan protokol kesehatan, misalnyakapasitasmasjidnya 100 orang, bisa dibagi50 orang di dalammasjid, sisanya di luar masjid dengan memasang tenda di luar masjid," pungkasnya.
- Cetuskan Remaja Ber-GAYA, Kebaya Foundation Tunjukkan Keanggunan Wanita Indonesia
- Promosikan Keberadaannya Lebih Luas, Museum Tosan Aji Turut Berpameran Di Surabaya
- Pagelaran Legenda Gua Kreo Dihelat Memukau