Wasekjen Gerindra Andre Rosaide menilai ada motif lain di balik kritik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) atas pidato Ketua Umum Prabowo Subianto tentang nasib Indonesia yang diprediksi akan bubar tahun 2030.
- Deputi V KSP: UU TPKS Terobosan Produk Hukum Progresif dan Nonpartisan
- Relatif Tinggi Minat Warga Magelang Jadi Anggota PPK Pilkada 2024
- DPC Gerindra kota Semarang Laporkan Edy Mulyadi, Terkait Ujaran Kebencian Terhadap Prabowo Subianto
Baca Juga
Menurutnya, kritik itu sengaja dilancarkan PSI karena ingin numpang tenar dengan Gerindra. Apalagi, kritik itu bukan kali pertama dilakukan PSI pada Gerindra.
Sebelumnya, Sekjen PSI Raja Juli Antoni juga melancarkan serangan kepada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dengan menuding wakil ketua DPR RI itu sebagai penyebar informasi palsu.
"PSI itu pengen numpang tenar ke Gerindra. Mulai dari Raja Juli yang ingin numpang tenar ke Bang Fadli Zon," kata Andre dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/3) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Andre menilai bahwa dugaannya ini cukup beralasan. Sebab PSI merupakan partai yang berbasis anak muda dan baru terjun di kancah politik. Sementara, Gerindra sudah berusia 10 tahun dan telah memiliki 73 kursi di DPR.
"PSI itu numpang tenar ke Gerindra. Wajar karena partai baru, supaya cepat populer coba mengaitkan diri dengan Gerindra," ujar Andre.
Jurubicara PSI Rian Ernest menyebut bahwa pidato Prabowo itu merupakan bukti Gerindra tidak kredibel dan konsisten menjadi oposisi. Sebab Gerindra selama ini dikenal dengan narasi anti asing, sementara dalam pidato tersebut Prabowo menggunakan kajian asing sebagai referensi.
Alih-alih ingin membakar semangat kadernya, penggunaan informasi asing di muka mimbar ini justru dapat membuat publik bertanya-tanya tentang konsistensi Gerindra terhadap wacana 'anti-asing' yang sering mereka suarakan," sindir Ernest, Rabu (21/3).
- Mundur dari Kabinet Presiden Jokowi, M. Qodari: Pak Mahfud Jangan Lupa Sejarah
- Paslon Edi-Eko : Dapat Nomor 1,Bismilah Jadi Kenyataan
- Datangi KPU Purworejo, FKDM Sampaikan Potensi Kerawanan Pilbup