PT RUM Siapkan Alat Baru Tangani Limbah H2S Recovery

PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang ada di Nguter, Sukoharjo, menyampaikan progres pengelolaan limbah, saat ini diklaim semua limbah dibuang secara aman.


Bahkan emisi gas buang hanya 1 kg dari batas 30 kg/ton produksi.

"Progres pengelolaan limbah kita semakin baik. Kita didampingi juga konsultan IPAL dari Bandung. Ada tiga limbah yang dikelola yakni gas, cair dan padat, semua aman," kata Humas PT RUM, Bintoro, Kamis (28/3).

Bintoro menjamin, semua pengelolaan limbah sudah sesuai regulasi, terlebih lagi Sritex Grup menjadi rekanan sari NATO untuk mensuplai pakaian seragam NATO.

"Ada banyak syarat saat Sritex Grup terpilih menjadi rekanan NATO dan negara lain dalam penyediaan pakaian tentara, salah satunya syarat pengolahan limbah. Kita tidak berani main main atau mengakali hal ini. Kalau memang tidak seauai standart dan regulasi, kerjasama dengan NATO sudah diputus," imbuhnya.

Sejumlah awak media juga diperlihatkan proses pengolahan limbah, untuk limbah cair ada WWTP (waste water tereatment plant), dengan kapasitas buang 8000 liter air yang memenuhi baku mutu.

Lalu untuk limbah padat, berupa endapan limbah cair, akan dikirim ke perusahaan pengolah limbah resmi, untuk diolah menjadi kertas, campuran bahan paving dan campuran semen.

Sedangkan limbah gas diolah dalam wet scrubber. Limbah H2S akan diolah menjadi H2SO4 yang bahan tersebut akan kembali dimanfaatkan untuk prosea produksi rayon lagi.

"Kita sedang siapkan satu alat lagi untuk mengolah limbah H2S recovery jadi H2SO4, persiapannya butuh waktu 24 bulam tapi akan kita padat kan lagi," imbuhnya.

Konsultan IPAL dari Bandung, Dadan Sudana, menjelaskan bahwa IPAL di PT RUM sudah memenuhi regulasi yang disyaratkan, sesuai baku mutu.

"Pabrik rayon memang seperti itu (ada limbah bau), di PT RUM ini sudah produk lanjutan. Sudah diantisipasi dengan pengolahan limbah dan gas, dengan teknologi terbaru." kata Dadan yang bertugas memantau IPAL PT RUM.