Polisi di Kota Madrid, Spanyol dibuat kewalahan dengan aksi 25 ribu orang yang melakukan pesta minum secara ilegal, memicu kekhawatiran penyebaran Covid-19.
- Penggemar Foo Fighters Berduka, Taylor Hawkins Meninggal Dunia
- MUI Kecam Pembunuhan Jurnalis Al Jazeera
- Laporan G7 Dalam Penyusunan Kebijakan Dan Peraturan Perundangan Di Bidang AI
Baca Juga
Menurut polisi, pesta Makro-botellon atau pesta minum di luar, dilakukan di Universitas Complutense, Madrid pada Jumat (17/9). Itu merupakan pesta minum ilegal terbesar di Madrid sejak awal pandemi Covid-19.
"Ini adalah botellon terbesar yang kami lihat sejak awal pandemi Covid-19," kata jurubicara kepolisian, seperti dikutip Reuters.
Lantaran jumlahnya yang banyak, polisi membutuhkan waktu yang lama untuk membubarkan kerumunan. Setidaknya pada Sabtu (18/9) pukul 7 pagi waktu setempat, pesta baru dapat dibubarkan.
Di media sosial, tampak video pesta bermunculan. Terlihat ribuan orang bersuka ria, tanpa mengenakan masker atau jaga jarak sosial.
Pemerintah Madrid dilaporkan akan melonggarkan pembatasan mulai Senin (20/9) sehingga bar dan klub dapat tetap buka hingga pukul 6 pagi, dari tutup pukul 2 dini hari saat ini. Tetapi masyarakat tetap harus memakai masker di dalam ruangan dan menjaga jarak 1,5 meter jika jarak sosial tidak memungkinkan.
Meski begitu, pesta minum massal masih ilegal dan dapat dihukum dengan denda untuk mengambil bagian antara 500 euro untuk anak di bawah umur dan 600 euro untuk orang dewasa.
Penyelenggara menghadapi denda hingga 600.000 euro jika pengadilan menilai itu adalah kegiatan yang membahayakan kesehatan masyarakat, demikian dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
- Pria Asal Belanda Gagal Curi Harta Emas Romawi di Museum Jerman
- Media Australia Dihujat Netizen China karena Dianggap Memfitnah Atlet Lompat Indah
- Menlu Retno Dorong Semangat Perdamaian untuk Selesaikan Konflik