Tradisi peninggalan Kyai Ageng Gribig Jatinom di Desa Kajen Kecamatan Jatinom, Klaten berupa sebar apem Yaqowiyyu ramai dikunjungi ribuan masyarakat.
- Gedung Ki Narto Sabdo Diuji Coba Meski Fasilitas Belum Lengkap
- DPUPR Batang Akui Belum Bisa Perbaiki Jalan Alternatif ke Dieng
- Insiden Karamnya KMN Loka Jaya: Ombak Besar Hancurkan Kapal Nelayan di Batang
Baca Juga
Bukan hanya dari wilayah sekitar Jawa Tengah saja bahkan Jawa Timur dan Jawa Barat juga banyak yang datang.
Masyarakat bersama panitia membuat apem, setelah terkumpul hingga jumlahnya ribuan kemudian apem tersebut disebar di lapangan yang sudah dipenuhi masyarakat.
Menurut kepercayaan warga setempat apem dipercaya bisa membawa rejeki, dan bisa menyuburkan tanah hingga panen berlimpah.
Hadir juga dalam acara yang rutin digelar setiap tahunnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang didampingi Bupati Klaten, jajaran Forkompimda juga para ulama.
Bahkan Ganjar terlihat juga ikut membagi-bagikan apem kepada ribuan masyarakat yang hadir.
"Ini (tradisi) unik. Sudah lama ada, sejak empat abad lamanya. Semua berkumpul dan melestarikan tradisi peninggalan leluhur sampai sekarang," papar Ganjar, Jumat (18/10).
Banyak filosofi yang terkandung di dalam budaya ini. Menggambarkan nilai kebersamaan, menunjukkan cara bagiamana berbagi rejeki (apem) dan menjalin persatuan antar sesama anak bangsa.
"Jaga dan lestarikan suasana guyub rukun ini," pesannya.
Dalam kesempatan yang sama, Ganjar juga sampaikan agar seluruh masyarakat berdoa bersama untuk negeri Indonesia agar tetap aman, rukun dan damai.
"Mari kita berdoa agar pelantikan nanti berjalan lancar. Indonesia jadi negara aman dan tentram dan Indonesia sejahtera," imbuhnya.
Terpisah, Ketua panitia Sebar Apem Yaqowiyyu, Ebta Tri Cahya mengatakan, tradisi tersebut sudah berlangsung mulai tahun 1400-an. Kala itu Kyai Ageng Gribig berangkat haji ke Mekah dan membawa pulang tiga buah kue dari Tanah Suci.
Sayang karena santrinya sangat banyak pastinya tidak akan cukup. Akhirnya tiga apem itu dicampurkan kembali dalam adonan untuk membuat apem lagi yang nanti bisa dibagikan secara merata pada seluruh santrinya.
"Sampai pada akhirnya tradisi tersebut sampai saat ini masih terus dilestarikan dengan mengajarkan makna silaturahmi dan juga mengajarkan kepada santrinya tentang nilai silaturahmi dan berbagi kepada sesama.
- El Nino Berpotensi Bikin Ribuan Hektare Sawah di Batang Kekeringan
- Dengarkan Keluhan Masyarakat Secara Langsung, Kapolres Semarang Cetuskan SIBANGGA
- Munas PPMKI, Gibran Ikut Konvoi Kendaraan Kuno