Empat tahun berkuasa, Presiden Joko Widodo kembali gagal mewujudkan nilai tukar rupiah di level Rp. 10.000 per dolar AS.
- Ketua KPU Salatiga: Masyarakat Jangan Termakan Hoaks Caleg Lolos 2024
- Soal Koalisi, Dion Agasi: Tunggu Saja Tanggal Mainnya!
- PMII Solo Kecam Tindakan Represif Aparat kepada Warga Wadas
Baca Juga
Yang ada saat ini nilai tukar rupiah malah anjlok hingga menyentuh angka Rp. 14.410 pers dolar AS. Kondisi ini tentu tidak baik karena efek domino yang ditimbulkan sangat luas.
Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, jika dibiarkan terus naik bahkan hingga mencapai level Rp 15 ribu maka ekonomi nasional sudah masuk dalam kategori bahaya.
"Dasarnya adalah daya beli masyarakat akan terus menurun akibat mahalnya harga barang-barang, selain itu, yang patut diwaspadai adalah munculnya gelombang PHK akibat banyaknya perusahaan yang gulung tikar karena bahan baku yang dibutuhkan sangat mahal," tutur Jajat dalam keterangannya kepada redaksi, Sabtu (30/6).
Menurutnya, di satu sisi pemerintah masih berkeyakinan pembelanjaan besar-besaran yang dilakukannya pada bidang infrastuktur akan menjadi salah satu penunjang kuatnya fondasi ekonomi nasioal. Akan tetapi fokus terhadap infrastruktur adalah keliru jika mengabaikan kondisi perekonomian yang menimpa rakyat saat terutama akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, lanjut Jajat, rasanya sulit mempercayai semua argumen yang dilontarkan oleh pemerintah mengingat efek dari keterpurukan rupiah terhadap dolar sudah mulai dirasakan oleh sebagian masyarakat terutama perusahaan yang masih mengandalkan bahan bakunya impor.
"Mengingat tahun ini sudah memasuki tahun politik jika tidak ada perubahan lebih baik, akan sulit bagi Jokowi mempertahankan kekuasaannya, karena segudang prestasi infrastruktur tidak akan berarti di mata masyarakat jika harga-harga tetap melambung tinggi," tutupnya.
- PDIP: Jokowi Umumkan Cawapres Saat Injury Time
- Waketum Gerindra: Prabowo Tetap Nyapres!
- Keberhasilan Optimalkan Baznas di Jateng Bakal Diterapkan Ganjar di Nasional