Kabar yang mungkin bisa sedikit melegakan datang dari konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina. Moskow mengumumkan gencatan sementara pada Sabtu pagi (5/3) waktu setempat.
- Lima Orang WNI Ditembak Oleh Otoritas Perairan Malaysia
- Divisi Tank ke-105 Korea Utara Masih Berjaya
- RI dan AS Sepakat Dorong Perundingan Damai Afghanistan
Baca Juga
Dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya akan menghentikan serangannya pada pukul 10 pagi waktu setempat pada hari Sabtu. Sehingga penduduk dapat meninggalkan kota pelabuhan Mariupol yang dikelilingi Laut Azov, yang berjarak sekitar 110 km dari Donetsk.
Moskow mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina juga telah menyepakati jalur aman telah dengan Ukraina. Pejabat Mariupol mengatakan warga sipil memiliki waktu hingga pukul 4 sore waktu setempat untuk berangkat dengan mobil atau bus melalui tiga jalur evakuasi.
Para pejabat terkait juga mengumumkan bahwa evakuai akan berlangsung dalam beberapa tahap dan akan berlangsung selama beberapa hari.
Dilaporkan RT, Walikota Mariupol Vadim Boychenko mengatakan gencatan senjata akan memungkinkan dimulainya pekerjaan pemulihan pasokan listrik dan air, serta layanan telepon seluler. Dia menambahkan bahwa pejabat setempat juga akan berusaha mengirimkan makanan dan kotak P3K.
Sementara Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan para pejabat berencana untuk mengevakuasi lebih dari 200.000 orang dari Mariupol dan lebih dari 15.000 dari Volnovakha.
Mikhail Podolyak, anggota tim negosiasi Ukraina, mengkonfirmasi sebelumnya bahwa kedua belah pihak telah berbicara tentang kemungkinan penghentian sementara permusuhan agar warga sipil dapat mengungsi.
Rusia menyerang Ukraina pekan lalu, dengan alasan bahwa mereka membela Donetsk dan Luhansk, yang memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev. Moskow juga mengatakan sedang mengupayakan "demliterisasi dan denazifikasi" di negara itu.
Sementara itu, Ukraina mengatakan serangan itu sepenuhnya tidak beralasan dan telah meminta bantuan masyarakat internasional.
- 11 Juta Penduduk Wuhan China Lakukan Tes Massal Covid-19
- Saham Tesla Anjlok Pasca Elon Musk Beli Twitter
- Pengkhutbah Salat Jumat Diapit Pasukan Bersenjata Taliban