Saat Berada di Hutan, Hati-hati Dengan Daun Kemadoh

Seorang warga menunjukan daun Kemadoh/ Kemadu di sekitar mata air Ngesong Wirosari GroboganJawa Tengah, Minggu (4/8) siang. Rubadi/RMOLJateng.
Seorang warga menunjukan daun Kemadoh/ Kemadu di sekitar mata air Ngesong Wirosari GroboganJawa Tengah, Minggu (4/8) siang. Rubadi/RMOLJateng.

Daun Kemadoh atau Kemadu, atau lebih dikenal dalam bahasa latin Poison Ivy merupakan sebuah daun yang memiliki kadar racun cukup tinggi.


Kebanyakan warga yang menyentuh daun tersebut akan merasakan sensasi panas terbakar disertai gatal di lokasi yang tersentuh daun tersebut. 

Bahkan untuk kulit sensitif, rasa panas dan gatal akan bertahan hingga satu minggu lamanya. Tak jarang dari warga harus  membeli anti biotik untuk meredakan racun akibat daun tersebut. 

Daun Kemadoh, atau Poison Ivy banyak terdapat di hutan Asia dan Amerika. 

Salah satu warga Mayitan Pati, Agus Saputra (16) tanpa sengaja dirinya menyentuh daun tersebut saat berada di sekitar mata air Ngesong Wirosari Grobogan. 

Ia mengaku, tangan yang tersentuh daun tersebut terasa gatal dan panas bak terbakar. Ia sendiri merasakan sakit hingga dua hari.

"Akhirnya sembuh sendiri, namun saat menyentunya rasanya panas dan gatal, kayak terbakar," ujarnya, saat ditemui RMOLJateng di sekitar mata air Ngesong. 

Hal senada juga diungkapkan Pujiyanto (30) warga Kuwu Kradenan. Awalnya dia tak percaya ada daun yang memiliki efek tersebut. Namun setelah merasakan sendiri, ia pun percaya bahaya tumbuhan tersebut. 

"Saya merasakan sakit hingga satu minggu akibat kena daun Kemadoh tersebut," terangnya. 

Ia berpesan bagi warga yang paham daun tersebut jangan mencoba menyentuhnya, agar terhindar dari sensasi pedih dan terbakar. 

Sementara itu salah satu warga Tambakselo Wirosari Manik Ageman (42), mengatakan, daun Kemadoh memang memiliki efek, terutama saat daun ternstuh dengan kulit sensitif. 

"Barusan saya pegang daun tersebut, namun efek yang ditimbulkan tak begitu lama, kurang lebih satu jam sudah normal, sudah tidak ada rasa sakit," ujarnya. 

Namun, ia berpesan, warga lebih baik menghindari daun tersebut daripada menyentuhnya. Itu karena daya tahan tubuh serta sensitivitas orang orang berbeda. 

"Mungkin daya tahan saya kuat sehingga racun dari daun Kemodoh tak berdampak parah," ucapnya.